KBR, Kebumen – Warga Desa Brecong, Kebumen, Jawa Tengah, bentrok dengan anggota TNI pada Rabu (11/9/2019).
Menurut Sekretaris Urut Sewu Bersatu (USB) Widodo Sunu Nugroho, bentrok terjadi saat ratusan warga menolak pemagaran lahan oleh TNI di Desa Brecong.
Widodo mengklaim lahan yang dipagari tersebut adalah milik warga yang diaku sebagai milik TNI. Menurut Widodo, aparat TNI kemudian mengusir warga dengan kekerasan dan tembakan.
“Tadi pagi masyarakat ke lokasi. Masyarakat sehari-hari juga berada di lokasi, karena petani, kan. Terus melihat aktivitas pemagaran, warga mendekati lokasi. Tapi kemudian dari pihak TNI, dengan peralatan lengkap, dengan senjata laras panjang, dan dengan baju anti-huru-hara, mereka mengusir masyarakat dengan pukulan, ada yang diinjak juga, kemudian juga ada yang tertembak peluru karet,” kata Widodo Sunu Nugroho, Rabu (11/9/2019).
Widodo menyebut ada 15 warga yang terluka karena pukulan, tendangan dan kekerasan lainnya. Ada juga satu korban terluka akibat tembakan peluru karet.
Warga Mengadu ke Bupati
Menurut Widodo, usai bentrokan warga mendatangi kantor Bupati Kebumen dan mengadu ke Bupati Yazid Mahfud.
Dalam kesempatan itu Bupati Yazid sempat mengeluarkan pernyataan bahwa pemagaran harus dihentikan.
Namun, saat dimintai surat tertulis, Bupati Yazid tidak bersedia, dengan alasan belum berkonsultasi dengan Bagian Hukum Setda Kebumen.
Sepulangnya dari kantor Bupati, warga pun mendirikan Posko Urut Sewu Bersatu di Kecamatan Buluspesantren, Kebumen. Posko ini menjadi tempat berkumpul ratusan warga dari tiga desa yang lahannya terancam pemagaran serupa.
Editor: Agus Luqman