BERITA

Lahan Pertambangan di Jawa Timur Capai Ratusan Ribu Hektare

"Walhi Jawa Timur mencatat peningkatan luasan lahan pertambangan di provinsi ini mencapai ratusan ribu hektare."

Lahan Pertambangan di Jawa Timur Capai Ratusan Ribu Hektare
Ilustrasi. (Dishut.Jabarprov.go.id)

KBR, Banyuwangi - Organisasi lingkungan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur mencatat peningkatan luasan lahan pertambangan di provinsi ini mencapai ratusan ribu hektare.

Ketua Walhi Jawa Timur Rere Christanto menjabarkan, pada 2012 luas lahan pertambangan di Jawa Timur tercatat 86.904 hektare. Lantas pada 2016 luasnya mencapai 551.649 hektare. Menurut hitungannya, penambahan itu bisa menyentuh 535 % dalam jangka waktu empat tahun.

Padahal tambah Rere, Jawa Timur telah lama menjadi kawasan budidaya, baik pertanian maupun perikanan tangkap. Sehingga aktivitas pertambangan yang eksploitatif pun berbenturan dengan kebutuhan warga terhadap alam.

"Hampir semuanya kemudian mengakibatkan konflik dengan masyarakat karena kita tahu bahwa tambang mempunyai dua sifat yang dihadapkan dengan kebutuhan masyarakat. Satu tambah itu rakus akan lahan, terutama pertambangan mineral. Yang kedua dia rakus akan air," jelas Rere kepada jurnalis KBR, Senin (24/9/2018).

"Lahan dan air ini kebutuhan masyarakat. yang kedua pemberian izin tambang ini juga mengancam keselamatan masyarakat karena dia meninggikan resiko bencana," tambahnya.

Rere melanjutkan, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Jawa Timur juga telah menggarisbawahi kawasan selatan Jawa. Termasuk, Jawa Timur yang merupakan kawasan rawan bencana. Dengan mengacu pada fakta ini maka penataan kawasan di pesisir selatan seharusnya ditujukan untuk meminimalisir dampak kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bencana.

Kata Rere, sejak awal 2017 hingga kini tercatat sebanyak 482 kejadian bencana ekologis di seluruh Jawa Timur. Hal ini menunjukkan peningkatan dari catatan pada 2016 yang menyebut ada 386 kejadian bencana ekologis.

Bencana ekologis merupakan akumulasi krisis ekologis akibat ketidakadilan lingkungan dan gagalnya sistem pengurusan alam.

Baca juga:




Editor: Nurika Manan

  • lahan pertambangan
  • pertambangan
  • banyuwangi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!