Bagikan:

Bondowoso Darurat Kekeringan

"46 desa sudah kekurangan air. Kalau dua bulan ini tidak ada hujan, masyarakat akan sulit mendapatkan air untuk kebutuhan minum,”

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 06 Sep 2017 13:24 WIB

Bondowoso Darurat  Kekeringan

Ilustrasi (foto: KBR/Musyafa)

KBR, Bondowoso– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Jawa Timur, mengeluarkan status siaga darurat bencana kekeringan menyusul meluasnya wilayah yang kekurangan air bersih. Kepala Bidang Penegahan dan Pengendalian Bencana BPBD Bondowoso, Winarto mengatakan, saat ini banyak dari sumber mata air yang mengecil sehingga pasokan air bersih untuk kebutuhan warga menjadi berkurang.

BPBD mencatat, ada 46 desa di 16 kecamatan yang terdampak kekeringan dari sebelumnya yang hanya berjumlah 7 Kecamatan.

“Masyarakat di 46 desa sudah kekurangan air. Kalau dua bulan ini tidak ada hujan, masyarakat akan sulit mendapatkan air untuk kebutuhan minum,” kata Winarto kepada KBR, Rabu (6/9/2017).

Beberapa kecamatan yang terdampak bencana kekeringan diantaranya Wringin, Tegalampel, Binakal, Botolinggo, Taman Krocok, Prajekan dan Cermee.
 
Dikatakan Winarto, persoalan kekeringan sejatinya bisa dicegah manakala seluruh pengampu kepentingan turut ambil bagian dalam pencegahan. Menurunnya debit air bersih ini juga perlu diatasi dengan berbagai cara seperti penghijauan.

“Ini harus kerja bersama, jadi tidak semua dilimpahkan kepada BPBD. Karena BPBD itu penanggulangan bencana, urusan bagaimana mencegah ini terjadi bukan tanggung jawab BPBD,” ujarnya.

Saat ini BPBD sudah menyiapkan tempat penampungan di 40 titik untuk stok air bersih bagi beberapa daerah yang mengalami kekeringan. BPBD juga tengah berkoordinasi dengan PDAM agar segera bisa dilakukan pendistribusian air bersih kepada desa yang membutuhkan.

Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NUSANTARA

Kabar Baru Jam 7

Badai PHK dan Tingginya Pengangguran

Kabar Baru Jam 8

Kabar Baru Jam 10

Desakan Bikin Layanan Konsultasi Psikologi di Kampus

Most Popular / Trending