BERITA

Sudah Tiga Bulan Tembakau Bondowoso Tak Laku

Sudah Tiga Bulan Tembakau Bondowoso Tak Laku

KBR, Bondowoso – Petani tembakau di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur resah karena tembakau mereka tak laku. 

Hingga saat ini gudang atau pabrikan tak kunjung  membeli tembakau mereka. Padahal, seharusnya pihak gudang sudah melakukan pembelian sejak  Juni lalu.

Salah seorang petani tembakau Nimanto mengatakan berbagai alasan dikemukakan pihak pabrikan kepada para petani. Salah satunya, gudang dan pabrik meragukan kualitas tembakau Bondowoso yang sempat terpapar abu, saat erupsi Gunung Raung beberapa waktu lalu. 

Menurut Nimanto, alasan tersebut tidak berdasar mengingat Dinas Kehutanan dan Perkebunan sudah menegaskan abu vulkanik tidak merusak tanaman tembakau di Bondowoso.

"Alasan gudang sejak dahulu seperti itu, selalu penjelasan klasik. Sekarang yang dijadikan alasan malah abu Gunung Raung. Alasan pihak pabrikan tidak relevan karena tidak ada pengaruh pada tembakau," kata Nimanto saat ditemui KBR usai pertemuan antara petani dan pabrikan rokok di Dishutbun, Senin (7/9/2015).

Nimanto juga menyayangkan tidak tanggapnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan akan nasib para petani tembakau.  Padahal kejadian seperti ini bisa saja dicegah jika sebelumnya pemerintah daerah, pihak pabrik dan petani duduk bersama untuk membahas tentang kepastian pembelian tembakau.

"Ini terjadi karena Dishutbun tidak melakukan pertemuan dengan petani. Andai saja kami diajak berdialog, kami kan bias tahu apa yang diinginkan pabrikan. Sehingga tidak akan ada alasan pabrik menolak tembakau kami," imbuhnya.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso Yazid menuntut Pemerintah Kabupaten untuk mengeluarkan aturan tetap terkait pembelian tembakau milik petani. Hal ini dilakukan agar petani tembakau di Bondowoso mendapatkan kepastian, kapan gudang akan buka dan melakukan pembelian tembakau.

"Kami menuntut agar ada kebijakan atau regulasi yang berpihak kepada petani tembakau. Selama ini itu tidak dilakukan. Kami berharap ada kepastian kapan gudang membuka dan melakukan pembelian.  Karena saat ini kondisi petani sedang terkapar," kata Yazid.

Informasi yang berhasil dihimpun KBR menyebutkan dari sekitar 4.000 hektare lahan tanaman tembakau, baru 10 persen saja yang sudah dibeli oleh gudang dan pihak pabrikan. Pembelian itupun dilakukan antara petani yang sebelumnya sudah bermitra dengan pihak gudang. 

Data APTI sendiri menyebutkan, hanya 700 hektar lahan tembakau yang terikat kontrak dengan gudang. Sementara sisanya masih menunggu kejelasan kapan akan dilakukan pembelian. 

Editor: Agus Luqman 

  • tembakau
  • petani tembakau
  • Bondowoso
  • kualitas tembakau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!