BERITA

Siswa di Pekanbaru: "Saya Mau Sekolah, Mau Main, tapi Tak Bisa"

Siswa di Pekanbaru: "Saya Mau Sekolah, Mau Main, tapi Tak Bisa"
Ilustrasi. Sejumlah anak sekolah mengenakan masker di Kabupaten Bengkalis, Riau. (Foto: www.humas.bengkaliskab.go.id)

KBR, Pekanbaru - Semakin memburuknya udara di Pekanbaru dan beberapa wilayah lain di Riau, membuat masyarakat cemas akan penyakit yang disebabkan partikel-partikel yang dikandung kabut asap tersebut.

Sejak 11 hari terakhir, udara di Pekanbaru selalu pada posisi Tidak Sehat, Sangat Tidak Sehat dan terkadang Berbahaya.


Menurut Dokter Feldi Widianto, partikel-partikel yang ada dalam kabut asap memang membahayakan dan jika terhirup dalam waktu lama akan menyebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).


"Kabut asap ini dapat mengganggu kesehatan seseorang, baik yang sehat maupun yang sudah sakit. Tapi yang sudah sakit itu akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan. Akibatnya bisa menyebabkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan. Juga bisa merusak atau mengganggu pernafasan juga. Takutnya nanti jangka panjangnya bisa menyebabkan ISPA," kata Feldi Widianto.


Untuk mengantisipasi gangguan asap, Dokter Feldi menyarankan warga mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalau terpaksa harus ke luar ruangan, disarankan menggunakan masker.


"Yang salah itu selama ini masyarakat banyak menggunakan masker seperti yang dipakai di rumah sakit. Yang benar adalah menggunakan masker N95," kata Feldi Widianto.


Masker N95 adalah masker berbentuk oval atau bulat dengan material agak keras yang diyakini bisa menyaring hingga 95 persen dari keseluruhan partikel di udara. Hanya saja memang masker jenis ini harganya jauh lebih mahal dari masker yang biasa dijual di pasaran, atau masker medis (surgery mask).


Untuk mencegah anak-anak terkena sakit karena kabut asap, sekolah-sekolah di Pekanbaru diliburkan. Tetapi ternyata libur bukan menjadi solusi yang baik karena anak-anak tidak betah di rumah, bosan dan mereka ingin berkegiatan. Seperti dikatakan Siti, Pelajar Kelas I SMP Negeri 32 Pekanbaru.


"Tidak enak tidak sekolah. Banyak pelajaran tertinggal. Di rumah juga bosan karena berhari-hari terkurung. Dalam rumah juga bau asap. Mata pedih. Kenapa di Pekanbaru berasap terus? Kapan habisnya? Saya sudah mau sekolah. Mau latihan silat, mau les, mau main, tapi tak bisa," kata Siti.


Siti juga mengatakan bahwa selama libur dia diberikan banyak tugas oleh guru, tetapi sebagian besar tugas-tugas tersebut belum dia pelajari, membuat Siti tak bisa mengerjakannya. Akhirnya kakak Sitilah yang mengerjakan tugas-tugas tersebut.


Sejak 1 September lalu, sekolah-sekolah di Pekanbaru sudah diliburkan atau masuk setengah hari. Selanjutnya diliburkan total, mulai 8 September.


Editor: Agus Luqman 

  • kabut asap
  • Riau
  • Pekanbaru
  • ISPA
  • gangguan pernafasan
  • kebakaran hutan dan lahan
  • masker

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!