BERITA

Ratusan Ribu Warga Miskin NTB Tinggal di Pinggir Hutan

"Jumlah warga miskin di NTB bertambah sebanyak tujuh ribu orang dalam kuran waktu enam bulan terakhir. Dari penambahan itu, sebanyak tiga ribuan orang diantaranya tinggal di pinggir hutan."

Zaenudin Syafari

Ratusan Ribu Warga Miskin NTB Tinggal di Pinggir Hutan
Ilustrasi. Rumah warga miskin dari Suku Anak Dalam di lingkungan Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi. (Foto: www.dephut.go.id)

KBR, Mataram - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan Maret 2015 mencapai 823 ribu orang.

Jumlah itu bertambah sebanyak tujuh ribu orang dalam kuran waktu enam bulan terakhir. Dari penambahan itu, sebanyak tiga ribuan orang diantaranya merupakan penduduk yang tinggal di pinggir hutan.


Kepala Dinas Kehutanan NTB Andi Pramaria mengatakan penduduk miskin di pinggir hutan masih sulit mendapatkan akses layanan kesehatan maupun pendidikan. Pendapatan mereka juga masih rendah.


Andi mengatakan masyarakat yang tinggal di pinggir hutan juga masih seringkali terlilit utang rentenir dengan sistem ijon.


Mereka terjebak utang ijon karena sering dihadapkan dengan kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan, misalnya harus ke kota ketika akan berobat.


"Sekitar 40 persen dari penduduk miskin yang ada di NTB itu tinggal di sekitar hutan. Lebih dari 300 ribu, paling banyak itu. Masyarakat banyak yang terlilit ijon, misalnya begini, dia butuh uang sekarang untuk orang sekolah, untuk orang sakit, sementara dia kalau anaknya sakit dia harus bawa ke kota dan akhirnya mengijon," kata Andi Pramaria, Senin (21/9).


Kondisi itu terjadi di tengah pemerintah NTB sedang menjalankan program Hutan Kemasyarakatan (HKm). Program HKm ini ditujukan untuk mengangkat ekonomi masyarakat sekitar hutan.


Andi mengklaim program HKm ada yang sudah berjalan dengan baik namun ada juga sebagian yang belum sesuai harapan. Hal itu terjadi karen masih lemahnya pemahaman masyarakat terkait program Hkm ini.


Dinas Kehutanan NTB telah memfasilitasi untuk membuka koperasi bagi penduduk pinggir hutan untuk menekan angka kemiskinan ini.


Editor: Agus Luqman 

  • NTB
  • warga miskin
  • akses kesehatan
  • akses pendidikan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!