BERITA

Ratusan Keluarga di Banyuwangi Krisis Air

" Salah satu warga Desa Bongkoran Banyuwangi Yatno Subandio mengatakan, di desanya saat ini hanya memiliki satu sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. "

Ratusan Keluarga di Banyuwangi Krisis Air
Ilustrasi. Seorang warga berjalan di pematang sawah yang mengering. (Foto: Musyafa/KBR)

KBR, Banyuwangi - Sebanyak 500 Kepala Keluara di Desa Bongkoran Banyuwangi Jawa Timur, kekurangan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air setiap hari, warga terpaksa harus berjalan beberapa kilo meter untuk mencari sumber mata air.


Salah satu warga Desa Bongkoran Banyuwangi Yatno Subandio mengatakan, di desanya saat ini hanya memiliki satu sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.


Namun sumur bor tersebut air nya sudah mulai menyusut, sehingga air bersih yang ada saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air warga Desa Bongkoran.


Kata Yatno, warga Desa Bongkoran tidak mendapatkan suplai air bersih dari BPBD Banyuwangi, sehingga masyarakat harus mencari air bersih ke luar desa untuk memenuhi kebutuhan air sehari- hari.


"Air bersihnya memang kurang disana, air bersih itu kita punya satu titik sumur bor jadi kita masih kurang. Di lapangan masih tersendat- sendat. Tanaman cabe kita banyak yang mati karena kekurangan air. Ada satu titik sumur bor itu tidak mencukupi untuk satu perkampungan di Dusun Karangrejo Selatan itu," kata Yatno Subandio (21/9).


Salah satu warga Desa Bongkoran Banyuwangi Yatno Subandio menambahkan, selain kekurangan air bersih, masyrakat Desa Bongkoran juga mengeluhkan tidak bisa bertani karena mengeringnya air sungai.


Menurut Yatno, saat ini sekitar 200 hektar lebih lahan pertanian di Desa Bongkoran dibiarkan terbengkalai begitu saja karena air sungai kering. Kata dia, petani lebih memilih menunggu datangnya musim hujan untuk bertani kembali.


Editor: Agus Luqman 

  • kekeringan
  • musim kemarau
  • krisis air bersih
  • banyuwangi
  • Jawa Timur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!