BERITA

Bondowoso Pede Jadi Masa Depan Pertanian Indonesia

"Pemkab juga terus mengembangkan berbagai produk pertanian unggulan dengan menerapkan berbagai tekkologi terapan terbaru."

Bondowoso Pede Jadi Masa Depan Pertanian Indonesia
Kegiatan panen padi di Bondowoso yang sudah menggunakan peralatan combine harvester. (Foto: Friska Kalia/KBR)

KBR, Bondowoso – Kabupaten Bondowoso percaya diri sebagai salah satu Kabupaten penghasil pangan terbesar di Jawa Timur. Bahkan, Bupati Bondowoso, Amin Said Husni yakin masa depan pertanian Indonesia adalah Bondowoso.

Bupati yang menjabat dua periode itu mengatakan keyakinannya itu bukan sekadar angin surga atau janji. Amin Said mengatakan pemerintah Bondowoso sudah meluncurkan program Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) sejak 2009. 

Selain itu, Pemkab juga terus mengembangkan berbagai produk pertanian unggulan dengan menerapkan berbagai tekkologi terapan terbaru.

"Saya sangat percaya diri mengatakan itu. Ini didukung kondisi alam sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah pertanian yang andal. Kemudian dari sisi demografi penduduk Bondowoso 60 persen bekerja di sektor pertanian. PDRB juga 40 persennya dari sektor ini," kata Amin Said Husni kepada KBR.

PDRB adalah Produk Domestik Regional Bruto, yaitu besaran nilai tambah produksi barang atau jasa dari seluruh kegiatan perekonomian yang umumnya dihitung dalam kurun waktu setahun.

Dengan berbagai faktor itu, Amin yakin Bondowoso mampu mendukung dan berada di garda terdepan untuk mesukseskan target swasembada pangan di Indonesia. 

Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga mengklaim sudah melakukan sejumlah hal untuk mencapai target itu, seperti membentuk kluster pertanian di hampir semua kecamatan di Bondowoso, membentuk kawasan agropolitan, serta pengembangan desa wisata berbasis pertanian organik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bondowoso Hindarto mengaku terus melakukan berbagai cara untuk mempertahankan posisi Bondowoso sebagai lumbung pangan nasional. Bahkan, selama musim kemarau pun produksi padi di Bondowoso terus berjalan. 

Hindarto bahkan mengklaim tidak ada petani di Bondowoso yang gagal panen akibat musim kemarau panjang.

"Tidak ada petani yang gagal panen di Bondowoso. Karena sebelum musim tanam kami sudah lakukan pemetaan wilayah yang diprediksi akan kekurangan air. Kami terapkan sistem tanam yang sesuai dengan kondisi iklim dan kemampuan petani. Hasilnya produksi gabah kita sampai Agustus kemarin sudah mencapai 365 ribu ton dari target 380 ribu ton tahun ini," kata Hindarto.

Berdasarkan catatan Dinas Pertanian luas areal pertanian di Bondowoso saat ini mencapai 32 ribu hektare.  

Editor: Agus Luqman 

  • pertanian
  • produksi padi
  • Bondowoso
  • jawa timur
  • Amin Said Husni

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!