BERITA

Banyak Kades Di Bondowoso Takut Pakai Dana Desa

Banyak Kades Di Bondowoso Takut Pakai Dana Desa

KBR, Bondowoso – Sejumlah Kepala Desa di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mengaku takut untuk menggunakan dana desa dari Pemerintah Pusat. Ketakutan ini karena mayoritas Kades belum memiliki pemahaman tentang aturan dan tata cara penggunaan dana desa.

Salah seorang Kepala Desa asal Taman Krocok, Budairi mengaku, selain belum menyelesaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), pihaknya juga merasa takut tersangkut kasus hukum jika tidak menggunakan dana desa sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

Menurutnya, ada banyak Kepala Desa di Bondowoso yang belum memahami sepenuhnya tentang berbagai regulasi yang menyertai dana desa.

“RPJMDes desa saya belum selesai. Saya membuat PRJMDes sudah tiga kali salah terus. Tidak hanya saya sepertinya semua kepala desa mengalami hal serupa, dan merasa bingung,” kata Budairi saat ditemui KBR dalam acara Sosialisasi Kebijakan Dana Desa di Pendopo Bondowoso, Selasa (2/9/2015).


Hal serupa disampaikan Kepala Desa Gentong, Misyono. Dia mengaku memilih untuk mempelajari terlebih dahulu semua regulasi yang ada tentang pencairan dan penggunaan dana desa. Misyono mengaku takut terjerat kasus hukum jika tidak paham sepenuhnya tentang pengelolaan dana desa.

Berdasarkan data yang dihimpun KBR, Bagian Pemerintahan Bondowoso menyebutkan baru sekitar 40% dana desa tahap pertama yang sudah dicairkan. Sementara untuk pengajuan dana desa ada sekitar 37 dari 209 desa yang belum menyelesaikan RPJMDes. Bahkan tercatat tidak satupun desa di dua Kecamatan yakni Taman Krocok dan Botolinggo yang sudah menyelesaikan RPJMDes.

Total dana desa yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten Bondowoso sendiri mencapai Rp 60 milyar lebih. Dari angka tersebut, baru dicairkan sebesar Rp 19 milyar lebih. (Friska Kalia)

Language  indonesian 

  • Pemkab Bondowoso
  • pencairan dana desa
  • pidana
  • dana desa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!