NUSANTARA

Ahok Belajar Konflik Pembangunan Giant Sea Wall dari Korsel

"KBR, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok ingin belajar dari Korea Selatan cara mendapat persetujuan warga dalam pembangunan tembok laut raksasa. Sebab pembangunan Giant Sea Wall di Teluk Jakarta mendapat banyak protes dari"

Guruh Dwi Riyanto

Ahok Belajar Konflik Pembangunan Giant Sea Wall dari Korsel
Ahok, giant sea wall, korea

KBR, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok ingin belajar dari Korea Selatan cara mendapat persetujuan warga dalam pembangunan tembok laut raksasa. Sebab pembangunan Giant Sea Wall di Teluk Jakarta mendapat banyak protes dari aktivis lingkungan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan, ia akan mengunjungi negara semenjanjung itu besok untuk mencari tahu. Pembangunan itu terkendala penolakan warga, sama seperti di Jakarta. Untuk itu, ia penasaran bagaimana pemerintah Korea Selatan menghadapi penolakan itu.

"Jadi Giant Sea Wall dunia yang terakhir selesai dibangun adalah Korea. Jadi ia mau ke sana, mau kasih kita lihat bantu kita. Tanggung dariapada tunggu pelantikan. Jumat malam kan pembukaan ASEAN Games, pagi kita datang. Daripada bengong-bengon mending kita lihat. Sebenarnya kita udah kirim Jakpro untuk lihat," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (17/09).

Sebelumnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya pertengahan tahun ini mulai membangun proyek tembok laut raksasa. Proyek senilai Rp 100 triliun itu bahkan sudah menarik minat sejumlah pengembang besar. Pembangunan itu rencananya akan mengurug lebih seribu hektar laut di Jakarta Utara. Akibatnya, rencana pembangunan itu mendapat penolakan berbagai kalangan, seperti nelayan setempat.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • Ahok
  • giant sea wall
  • korea

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!