NUSANTARA

Puluhan Satwa Langka yang Disita BKSDA Jateng Sakit

"KBR68H, Surakarta - Puluhan satwa langka dan dilindungi negara yang disita Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa tengah ditemukan dalam kondisi sakit."

Yudha Satriawan

Puluhan Satwa Langka yang Disita BKSDA Jateng Sakit
Satwa Langka, BKSDA Jateng

KBR68H, Surakarta - Puluhan satwa langka dan dilindungi negara yang disita Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa tengah ditemukan dalam kondisi sakit. Hal tersebut disampaikan Direktur Taman Satwa Tru Jurug Kota Surakarta, Lilik Kristianto yang tempatnya sering menjadi lokasi penitipan satwa yang disita BKSDA Jawa Tengah.

Menurut Lilik, tim medis sudah mengobati dan merawat sejumlah satwa yang sakit dari tiga lokasi di Kota Surakarta dan sekitarnya.

“Kondisi satwa yang disita BKSDA dan dititipkan atau transit di sini ada yang dalam kondisi sakit, sudah kita rawat tim medis khusus. Semua sudah kita beri makan, vitamin, dan sebagainya. Ini kita hanya menunggu keputusan BKSDA Jateng, apakah satwa ini akan dititipkan dan dirawat di sini atau dipindah ke lokasi lain, di lembaga konservasi,” ujarnya.

Lilik mengungkapkan satwa langka sitaan BKSDA Jawa Tengah ini ditempatkan di ruang khusus agar mendapatkan perawatan ekstra. Sebelumnya, Tim gabungan dari BKSDA Jawa Tengah dan Polda Jawa tengah menyisir berbagai lokasi di Kota Surakarta dan sekitarnya.

Tim tersebut menyita puluhan satwa langka dan dilindungi negara dari sejumlah lokasi antara lain Pasar Burung di Depok Kota Surakarta, Taman Rekreasi di Karanganyar hingga kantor pemerintah sebuah kecamatan di Sukoharjo.

Tim berhasil menyita 20 ekor satwa langka dan dilindungi negara dalam penyisiran di berbagai lokasi tersebut. Diantara satwa yang disita adalah Merak, Elang Hitam, Nuri, dan Elang Hitam.


Editor: Suryawijayanti

  • Satwa Langka
  • BKSDA Jateng

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!