KBR68H, Lampung- Sejumlah lembaga yang peduli terhadap penyelamatan badak, menyepakati metode penelitian tentang populasi hewan itu di Indonesia.
Elisabet Purastuti dari WWF yang juga salah satu lembaga itu mengatakan kesepakatan itu terjalin sebab belum ada pihak yang bisa memastikan jumlah satwa tersebut secara tepat, termasuk populasi badak Sumatera.
"Awalnya dua bulan lalu ada meeting di Singapore untuk ahli-ahli badak di sana, melihat badak di Indonesia. Untuk Suamtera sebetulnya kondisinya kritis apa 100 atau 200 atau berapa. Cuma ancer-ancer aja kalau badak di Sumatera tidak lebih dari 200 ekor," kata dia.
Elisabet Purastuti menambahkan belasan lembaga yang perduli terhadap badak menggelar workshop selama tiga hari dan berakhir hari ini di TN Way Kambas, Lampung. Tujuannya untuk membahas metode penelitian terhadap badak. Selama ini ujarnya, penelitian populasi badak dilakukan dengan tiga metode yakni okupansi, pemasangan camera trap dan uji DNA melalui kotoran.
Editor: Pebriansyah Ariefana