NUSANTARA

Kedelai Naik, Produsen Tempe Gunakan Campuran Nasi Aking

"Mahalnya harga kedelai membuat para perajin tempe di Jombang, Jawa Timur, menggunakan nasi aking atau nasi basi yang dikeringkan sebagai bahan campuran."

Muji Lestari

Kedelai Naik, Produsen Tempe Gunakan Campuran Nasi Aking
kedelai, tempe, mogok

KBR68H, Jombang – Mahalnya harga kedelai membuat para perajin tempe di Jombang, Jawa Timur, menggunakan nasi aking atau nasi basi yang dikeringkan sebagai bahan campuran. 


Salah satu perajin tempe, Arif, mengatakan mereka terpaksa menggunakan bahan campuran agar kegiatan usaha mereka tetap berjalan. Arif mengatakan, penggunaan nasi basi kering sebagai bahan campuran untuk membuat tempe juga pernah dilakukan saat harga kedelai mahal pada pertengahan tahun lalu.


"Siasatinya sekarang terpaksa saya campur dengan karak atau nasi aking, perbadingannya satu banding tujuh. Ya ada sih pengaruhnya ya rasanya kecut atau asam kalau kebanyakan. Untungnya merepet nggak cocok dengan produksinya. Ada yang mengeluh. Cuma semuanya menyadari kalau kedelainya mahal. Ada perajin yang sempat gulung tikar. Harapanya pemerintah bisa menurunkan harga kedelai seperti semula," ujarnya.


Selain mencampurnya dengan nasi aking, sebagian para perajin tempe di Jombang juga terpaksa membuat tempe dengan ukuran lebih kecil. Hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan pelanggan agar harga tempe tidak dinaikan meski harga kedelai mahal  


Saat ini harga kedelai impor di pasaran Jombang mencapai Rp 9500 per kilogram. Padahal sebelumya hanya berkisar Rp 6500 per kilo. Sedangkan untuk kedelai lokal yang sebelunya berkisar Rp 5200 per kilogram kini menjadi Rp 8000.(Muji Lestari)


Editor: Antonius Eko 


  • kedelai
  • tempe
  • mogok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!