Diduga Redam Berita Pelecehan, RSUD Rejang Lebong Berupaya 'Suap' Wartawan
"Kita akan bagi ke semua wartawan, ya, agar jangan di-blow-up lagi kasus ini, karena sudah damai," kata Yan.

Ilustrasi. (Foto: Creative commons/Malaka85)
Upaya meredam pemberitaan itu disampaikan Kepala Seksi Pelayanan RSUD Curup, Yan Darwin kepada sejumlah orang wartawan, termasuk Reporter KBR.
"Nanti teknisnya akan kami panggil perwakilan-perwakilan wartawan, untuk selanjutnya agar pemberitaan ini dapat diredam," kata Yan Darwin di RSUD Curup, pekan lalu. Menurut Yan, ia sudah menghubungi salah seorang pengurus PWI di Rejang Lebong untuk proses 'meredam' berita.
Menurut Yan, ia sudah menghubungi salah seorang pengurus PWI di Rejang Lebong untuk proses 'meredam' berita.
Upaya meredam itu akan dilakukan dengan cara memberikan dana kepada wartawan. Yan Darwin mengatakan dana itu akan diberikan setelah diadakan konferensi pers terkait perkara itu. Saat ini RSUD tengah berupaya menyelesaikan kasus itu secara damai dengan keluarga pasien.
"Kita akan bagi ke semua wartawan, ya, agar jangan di-blow-up lagi kasus ini, karena sudah damai," kata Yan. Ia berharap setelah dana itu diberikan kepada wartawan, tidak ada lagi pemberitaan dari media mengenai kasus itu.
Yan berharap, nanti nama baik RSUD Curup tidak tercoreng karena perkara dugaan pelecehan seksual maupun malpraktik sehingga pasien dari luar daerah Rejang Lebong tetap berobat ke RSUD Curup.
Kronologi
Sebelumnya, salah satu keluarga pasien dari Kecamatan Ujan Mas melaporkan petugas RSUD Curup ke Polres Rejang Lebong, atas dugaan pelecehan seksual dan salah suntik.
Dugaan pelecehan seksual itu menimpa pasien berinisial F, pada Selasa (17/7/2017) lalu. Dari keterangan F kepada KBR, saat itu F sedang mendampingi anaknya berusia tujuh bulan melakukan operasi penyumbatan usus. Karena anaknya tidak muat lagi di inkubator, maka untuk menghangatkan badan anak pascaoperasi, petugas RSUD menyarankan agar F menghangatkan badan anaknya dengan metode skin to skin (kontak kulit langsung ibu dan anak).
Seorang petugas RSUD bagian anestesi menanyakan apakah F sudah disuntik KB. F menjawab sudah, namun petugas itu menawarkannya suntik vitamin. Saat itu petugas RSUD meraba dada F hingga F teriak ketakutan. Sehari kemudian keluarga F melapor ke Polres Rejang Lebong.
"Sambil duduk saya disuntik dan terasa dia memegang daerah vital saya, karena takut dan panik saya lari terjatuh dan pingsan. Saya waktu suntik sadar dan sehat, tetapi sudah suntik seluruh badan terasa pegal bukti bekas suntikan juga masih ada, setelah terjatuh dan pingsan saya tidak ingat apa-apa lagi, saat sadar saya cuma tahu suami saya sudah melakukan pemukulan terhadap petugas tersebut," kata F kepada KBR, di RSUD Curup, Kamis (7/20/2017) lalu.
Kepala bidang Pelayanan RSUD Curup dr Honey membantah dugaan pelecehan seksual yang dilakukan petugas nya tersebut. Namun ia mengakui ada kesalahan prosedur dalam melakukan tindakan penyuntikan.
"Memang ada kesalahan prosedur dalam tindakan penyuntikan karena tindakan penyuntikan tersebut harus meminta izin terlebih dahulu ke keluarga kecuali dalam kondisi darurat, soal pelecehan rasanya tidak mungkin dilakukan perawat saya," katanya.
Dr Honey justru menyayangkan suami F yang memukul petugas medis itu karena bisa dianggap premanisme.
Reaksi AJI
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Provinsi Bengkulu Dedek Hendry mengecam langkah RSUD Curup yang hendak 'menyuap' wartawan untuk menghentikan pemberitaan perkara itu.
Dedek mengatakan pemberian dana atas nama apapun terkait profesi jurnalistik tidak bisa dibenarkan, baik atas permintaan wartawan maupun upaya suap dari RSUD.
"Kalau itu wartawannya yang meminta berarti pemerasan. Polisi harus melakukan proses penyelidikan dan pihak rumah sakit berhak melaporkan ke polisi. Tapi kalau itu suap dari Rumah Sakit, proses hukum harus jalan. Apabila wartawan tersebut bergabung ke organisasi profesi jurnalis maka harus di pecat secara tidak hormat," kata Dedek Hendry kepada KBR, Selasa (1/8/2017).
Dedek mengatakan suap terhadap wartawan akan merusak citra jurnalis serta melanggar Kode Etik Jurnalistik, yang tidak diperkenankan menerima dana ketika ingin konfirmasi, apalagi dana tersebut untuk mengamankan berita.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappBERITA LAINNYA - NUSANTARA
Produk Impor Asal Tiongkok Membanjiri Pasar di Rembang, Jawa Tengah
"Sudah menjadi kesepakatan antar negara, terkait pasar bebas"
Menteri Investasi: Kerusuhan di Rempang karena Kesalahpahaman
Pemicunya yaitu informasi terkait adanya relokasi atau penggusuran terhadap masyarakat setempat.
Kebakaran Padam, Taman Nasional Baluran Dibuka Kembali
“Kita akan melakukan pengetatan, terutama yang di pintu masuk wisata, para pengunjung akan kita lakukan edukasi."
Setahun Tragedi Kanjuruhan, Korban Tuntut Keadilan
“Yang kita tuntut tentu pejabat tertinggi di Kepolisian Daerah Jawa Timur yang menjabat saat terjadi peristiwa yaitu Nico Afinta,"
Dulu Bacapres, Kini Cak Imin Tak Masalah Jadi Bacawapres Anies
Cak Imin mengaku rela menjadi cawapres meski awalnya bakal menjadi calon presiden.
Bawaslu Banyuwangi Ingatkan Netralitas ASN Bermedia Sosial
“Kami mengimbau kepada ASN untuk tetap menjaga kondusifitas Banyuwangi"
Ribuan Hektare Hutan di Jatim Terbakar
“Ada sekitar 6171,5 hektare yang terbakar, ada yang mungkin abai, puntung rokok atau gimana ya mungkin faktor manusia,”
Kebakaran Meluas, Taman Nasional Baluran Ditutup
“Masih ditutup sampai tanggal 30 September sesuai edaran,"
Operasi Pasar di Kediri, Beras dan Telur Paling Laris
Beras Rp52 ribu per pak.
Gas Beracun, Ratusan Warga Aceh Timur Mengungsi
”Mengimbau masyarakat yang merasakan atau tercium bau yang seperti yang sudah-sudah itu, supaya untuk mengungsi dulu."
Siswa di Rempang Trauma, Mendikbud Diminta Segera Kirim Tim
"Jika ada petugas lewat ataupun berdiri di luar sana, mereka bersembunyi di bawah meja belajarnya. Luar biasa ketakutan mereka, ini tidak boleh kita biarkan."
Ribuan KK di Banyuwangi Menerima Bansos 10 Kg Beras
Total ada 122.047 KK yang menerima bansos beras.
Kaesang Gabung ke PSI, Gibran Enggan Komentar
"Tanya Kesang, tanya saja ke PSI. Jangan ke saya."
Kaesang Gabung ke PSI, Pengamat: Tidak Nyaman di PDIP
"Mestinya kan satu keluarga satu partai, ya mesti di pecat Jokowi kalau Kaesangnya ke PSI."
Komnas HAM Paparkan Temuan Awal PascaBentrokan di Rempang
Dampak asap gas air mata membuat Kepala SMP Negeri 22 Galang, seorang guru dan 10 siswa dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Kekeringan, Lintas Agama di Banyuwangi Doa Minta Hujan
"Walaupun airnya menurun kami bersama gabungan Hippa, Hippa anggota dan tokoh masyarakat rembug dengan jalan doa bersama,”
Persiapan Pemindahan ASN ke IKN Nusantara 2024, Ada Pegawai Keberatan?
"Sampai hari ini tidak ada yang ke saya tidak mau dipindah, Justru ada ASN yang tidak masik dalam scenario pindah dia mengusulkan pindah."
Mati Diduga Karena Kelaparan, Walkot Kediri: Saya Kira Tidak
"Kalau kelaparan saya kira tidak, karena tetangga di situ sangat dekat dengan Bu Sri, tetangga juga sering memberikan makanan"
Poster Kaesang dengan Logo PSI Marak di Solo
Poster Kaesang-PSI itu terpasang di berbagai sudut kota Solo. Di persimpangan jalan, sekitar pasar tradisional, hingga jalanan yang padat lalu lintas.
Namaku Mawar, Gibran: Bukan Kaesang
"Kita nggak tahu Mawar itu siapa. Kok sudah menduga-duga itu adik saya, memangnya itu adik saya?"
Recent KBR Prime Podcast
Malaysia Larang Pengedaran Buku Diduga Hina ART RI
Kabut Asap Makin Tebal, Jambi dan Palembang Terapkan PJJ
Kabar Baru Jam 7
Polemik Dicabutnya Aturan Karpet Merah Eks Koruptor Nyaleg
Mahkamah Agung Batalkan Dua Ketentuan terkait Eks Napi Korupsi Nyaleg
Most Popular / Trending