BERITA

Cuaca Buruk, Pelabuhan Ketapang Berlakukan Sistem Buka Tutup

Cuaca Buruk, Pelabuhan Ketapang Berlakukan Sistem Buka Tutup

KBR, Banyuwangi - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberlakukan sistem buka tutup di jalur penyebrangan Ketapang-Gilimanuk.

General Manager PT ASDP Ketapang Banyuwangi Elvi Josa mengatakan sistem buka tutup terpaksa dilakukan demi keselamatan penumpang kapal, karena perairan di Selat Bali berpotensi cuaca buruk dengan gelombang laut dan angin cukup tinggi. Jika gelombang laut serta kecepatan angin tinggi, maka jalur penerbangan ditutup.


Elvi mengatakan PT ASDP juga terus berkoordinasi dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi untuk mengetahui informasi cuaca maritim terkini.


"Cuaca biasanya kita dari Syahbandar sama BMKG. Jadi jika memang kondisinya tidak memungkinkan untuk operasional kapal, maka sementara ditutup. Cuma sampai saat ini cuacanya masih bersahabat, tapi biasanya nanti Syahbandar dengan BMKG memberi berita ke kita untuk penutupan sementara, jadi kapal tidak diberangkatkan dulu," kata Elvi Josa di Banyuwangi, Jumat (4/8/2017).


Penutupan sementara diantaranya dilakukan Kamis (3/8/2017) pagi. Penutupan itu dilakukan karena gelombang di Selat Bali cukup tinggi dan sangat berbahaya bagi pelayaran. Pelabuhan Ketapang baru dibuka kembali Kamis (3/8/2017) malam, setelah kondisi cuaca kembali dinyatakan normal.


Akibat penutupan pelabuhan itu, antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi maupun Pelabuhan Gilimanuk Bali  mencapai tiga kilometer dari pelabuhan.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • pelabuhan ketapang
  • PT ASDP Ketapang
  • ketapang
  • PT ASDP
  • pelabuhan gilimanuk
  • gilimanuk
  • bmkg
  • prakiraan BMKG
  • cuaca maritim
  • keamanan penyeberangan
  • keselamatan transportasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!