BERITA

Yogyakarta Kaji Kebijakan Full Day School

Yogyakarta Kaji Kebijakan Full Day School


KBR, Yogyakarta- Dinas Pendidikan DIY segera mengkaji kebijakan sistem full day school (FDS) setelah pemerintah pusat akhirnya meneruskan ide untuk menerapkan sistem tersebut. Kajian dilakukan karena full day school tidak bisa diterapkan di seluruh sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, FDS hanya bisa dilaksanakan di sekolah perkotaan dengan sarana dan guru memadai. Pelaksanaan program tersebut di sekolah pinggiran atau pelosok justru menimbulkan persoalan baru.


"Sekolah yang cocok rata-rata di perkotaan karena sisi kelengkapan sarana prasarana, guru, program itu ada. Sedangkan sekolah di pelosok, persoalan untuk (belajar) sampai sore banyak. Mulai dari fasilitas, guru kurang. Belum lagi anak pulang kemalaman sampai di rumah justru jadi masalah. Kami kaji dulu keputusan pak menteri," kata Baskara Aji di Yogyakarta.


Lebih lanjut Baskara menambahkan, tambahan waktu pada pelaksanaan sistem tersebut harus diisi dengan materi pengembangan karakter. Baskara menentang pemberian les pelajaran di waktu tambahan karena tidak sesuai dengan tujuan mengembangkan karakter anak.


"Tak boleh tambah waktu untuk les pelajaran. Yang tepat diisi ekstra kurikuler, olah raga, seni budaya, bela diri, pramuka. Karena tujuannya pengembangan karakter anak jadi materinya pengembangan karakter jangan mata pelajaran," tekannya.


Kajian Dinas Dikpora DIY terkait kebijakan full day school akan digunakan untuk menyempurnakan program yang sudah dipakai di Yogyakarta. Pasalnya sejumlah sekolah di Yogyakarta telah menerapkannya.


"Kami siap melaksanakan kebijakan full day school dengan penerapan di sejumlah sekolah percontohan atau pilot project sebelum kebijakan tersebut resmi diberlakukan. Kita sempurnakan saja yang sudah jalankan full day school, nanti kita tambah dengan program hasil kajian kita," ujarnya.


Menurutnya kesiapan prasarana dan guru menjadi kunci pelaksanaan full day school. Guna mendukung kebijakan tersebut sekolah harus memiliki sarana olah raga, kesenian dan laboratorium sains. Selain itu perlu dipikirkan juga guru yang akan bertugas di jam tambahan.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pelaksanaan full day school jangan sampai membebani anak. Menurut Sultan, perlu dilihat efektifitas sistem tersebut agar tidak justru membebani anak-anak. Ditemui di kantornya di kompleks Kepatihan Yogyakarta, Sultan meminta adanya variasi dalam pembelajaran. Kegiatan di sekolah tidak hanya sarat pembelajaran teori namun juga memberikan ruang berkarya dan bermain untuk anak.

Sultan berharap pembelajaran di sekolah juga mengakomodir wawasan budaya seperti dolanan bocah.

Editor: Dimas Rizky

  • full day school
  • Kontroversi Full Day School
  • DIY kaji full day school

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!