BERITA

Ratusan Titik Panas Masih Tersebar Di Kalimantan Barat

"Ratusan titik panas tersebut sebagian besar berada di Ketapang, Sanggau dan Sintang."

Ratusan Titik Panas Masih Tersebar Di Kalimantan Barat
Petugas BMKG sedang memeriksa titik panas. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Jumlah titik panas di Kalimantan Barat tercatat 251 titik. Jumlah tersebut menurun dari 2 hari sebelumnya yang mencapai 600 titik panas. Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, ratusan titik panas tersebut sebagian besar berada di Ketapang, Sanggau dan Sintang.

"Titik panas itu tidak sama dengan titik api. Titik api ada kab kota Kalbar, kab Pasulung, Sintang, Melawi, Sanggauu dan Bengkayang. Itu titik api karena orang kampung berladang,"ujarnya


Nyarong meminta kepolisian bertindak dengan menangkap siapapun yang sengaja membakar lahan gambut.


"Yang bermukim di lahan gambut, hati-hati. kalau dibakar atau menemukan lahan gambut dibakar tangkap, jangan dibiarkan TNI Polri. Jangan menangkap yang berladang, di tanah mineral. Karena pemerintah tidak mampu untuk memberi mereka beras setiap hari," ungkapnya.


Ia menambahkan sebagian besar kebakaran terjadi di lahan konsesi perusahaan dan sebagian lagi di luar lahan konsesi. Seperti yang terjadi pagi ini, di sekitar PT PIG yang gambutnya terbakar.

"Di sekitar PT PIG kebakaran di lahan gambut, sudah dibuat sekat bakar menggunakan alat berat, lokasi yang telah padam mengeluarkan asap," katanya.

Baca: Penanganan Karhutla, BNPB Tagih Janji TNI

BPBD, kata dia, juga menyiagakan personel dan peralatan pemadam di 135 desa yang dekat dengan lahan gambut. Meski ada ratusan titik panas, di sana, ia menegaskan kualitas udara dan jarak pandang masih bagus.

Baca juga: Longsor Trenggalek, Satu Kecamatan Terisolasi Tiga Hari


Editor: Sasmito

  • kebakaran hutan dan lahan
  • kalimantan barat
  • titik panas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!