BERITA

Proyek Waduk Kolhua NTT Bermasalah Lahan, Bisa Dialihkan ke Provinsi Lain

Proyek Waduk Kolhua NTT Bermasalah Lahan, Bisa Dialihkan ke Provinsi Lain


KBR, Kupang
- Rencana pembangunan bendungan Kolhua di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur masih terkendala lahan.

Banyak warga yang enggan menyerahkan lahannya untuk membangunan waduk yang akan dibangun di sekitar Desa Baumata, perbatasan Kota Kupang dan Kabupaten Kupang itu.


Jika masalah lahan tak kunjung selesai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kemungkinan mengalihkan pembangunan bendungan itu ke provinsi lain.


"Kolhua masih ada masalah. Tentu masalah lahan belum selesai, masih terus diupayakan oleh Pak Kepala Dinas dengan Pak Wali Kota, Pa Gubernur untuk bisa menyediakan lahan. Tapi kalau nggak bisa ya nggak masalah, itu masalahnya Kupang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono di Kupang, Selasa (9/8/2016).


Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengatakan saat ini pemerintah Kota Kupang dan Provinsi NTT masih terus berupaya menyelesaikan masalah lahan.


"Bisa, bisa dialihkan. Kami ini membangun ikut mendukung daerah, jangan dibalik. Kupang ini, dulu saya waktu di sini tahun 84 jumlah penduduknya 70 ribu. Sekarang sudah 500 ribu lebih. Jadi makin ke sana, makin tinggi kebutuhan air. Salah satu yang dibutuhkan pasti air dari bendungan. Kolhua itu sebenarnya tempat yang ideal," lanjut Basuki Hadimoeljono.


Jika Bendungan Kolhua di KUpang bisa dibangun, bakal menghasilkan sumber air dengan debit 150 liter per detik. Jumlah itu bisa melayani 15 ribu pelanggan. Pembangunan Bendungan Kolhua diharapkan bisa mengatasi krisis air bersih saat musim kemarau.


Presiden Joko Widodo sudah merencanakan pembangunan tujuh bendungan raksasa di NTT untuk mengatasi krisis air bersih. Dari tujuh bendungan tersebut, baru dua bendungan yang sudah mulai dibangun yaitu bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang serta bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu (berbatasan langsung dengan negara Timor Leste).


Lima bendungan lain masih dalam tahap perencanaan yaitu Bendungan Kolhua di Kota Kupang, Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka (Pulau Flores), Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo (Flores), Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.


Bendungan Raknamo

Menteri Basuki menambahkan, sedangkan untuk pembangunan bendungan Raknamo akan selesai pada Juli 2017, atau selesai lebih cepat satu tahun dari jadwal yang semula. Hingga Agustus 2016, perkembangan pembangunan bendungan Raknamo sudah mencapai 54 persen.


Basuki mengatakan dalam mengerjakan proyek bendungan Raknamo mereka menggunakan dua shift, sehinga pekerjaan bendungan berlangsung sampai pukul 24.00 WITA dengan jumlah pekerja mencapai 400 orang. Kendati pembangunan bendungan dipercepat, menurut Basoeki, pekerja tetap menjaga kualitas pemadatan tanah karena diawasi oleh supervisor.


Pembangunan Bendungan Raknamo menelan anggaran Rp710 miliar rupiah. Bendungan dibangun di atas lahan seluas 194 hektare dengan luas genangan 147,3 hektare yang mampu menampung air 14,9 juta meter kubik, dan pasokan air baku ke masyarakat 100 liter per detik.  


Adapun areal persawahan yang akan diairi air bendungan Raknamo mencapai 1.250 hektare di empat desa yakni Raknamo, Manusak, Naibonat dan Amabi Oefeto. Selain itu akan dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 0,216 Megawatt.


Editor: Agus Luqman 

  • Bendungan Kolhua
  • Kupang
  • Nusa Tenggara Timur
  • NTT

Komentar (1)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • paul one6 years ago

    Mohon info kapan dimulai bangun bendungannya?