BERITA

Kran Impor Dibuka, Harga Gula di Tingkat Petani Anjlok

" APTRI mendesak pemerintah tidak terkecoh dengan persepsi harga gula mahal yang sengaja dibangun oleh para pemburu impor gula."

Hermawan Arifianto

Kran Impor Dibuka, Harga Gula di Tingkat Petani Anjlok
Petani tebu di Klego, Boyolali, Jawa Tengah tengah mengangkut hasil panen ke atas kendaraan. (Foto: ANTARA)



KBR, Banyuwangi - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menuding kebijakan pemerintah yang mengizinkan impor gula mentah (raw sugar) sebagai penyebab anjloknya harga gula kristal putih (GKP).

Ketua Dewan Pembina APTRI Arum Sabil mengatakan di tengah petani tengah panen tebu, ternyata harga gula turun drastis. Harga gula kristal putih di tingkat petani yang sebelumnya Rp14 ribu per kilogram anjlok menjadi Rp12 ribu per kilogram.


Arum Sabil mengatakan anjloknya harga gula di tingkat petani itu disebabkan karena kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada petani tebu.


Selain kran impor gula mentah dibuka hingga ratusan ribu ton, pemerintah juga memberikan izin impor tidak hanya pada Badan Urusan Logistik (Bulog) tapi juga kepada institusi yang dianggap tidak berkompeten dan tidak memproses sendiri gula mentah itu. Institusi-institusi yang diberi izin impor itu justru memproses gula mentah di pabrik gula rafinasi.


"Kira-kira awal giling itu bulan Juni. Waktu itu harga gula di tingkat petani lelang laku Rp14 ribu, sekarang ini ada kecenderungan turun menjadi Rp12 ribu per kilogram. Pemicunya adalah karena izin impor yang melampaui kuota dalam negeri, bahkan ada izin impor yang diberikan kepada pabrik gula baru, tapi hanya sebagai kedok untuk melakukan impor gula mentah," kata Arum Sabil.


Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil menilai, izin impor raw sugar yang diberikan pemerintah kepada pabrik gula baru hanya sebagai kedok untuk berburu izin impor raw sugar dengan alasan idle capacity dan commissioning. Sementara mereka tidak punya ladang tebu.


APTRI mendesak pemerintah tidak terkecoh dengan persepsi harga gula mahal yang sengaja dibangun oleh para pemburu impor gula untuk dijadikan argumentasi pembenaran melakukan impor gula.


Arum Sabil juga meminta pemerintah agar pabrik gula baru yang tidak punya ladang tebu, ditutup dengan tidak memberi izin impor gula dengan alasan apapun. Sebab, kondisi ini akan menyengsarakan  petani tebu.


Awal bulan ini Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertanian Amran Sulaiman segera menghentikan impor gula. Karena saat ini Indonesia masih mengimpor gula hingga 3,47 juta ton per tahun. Presiden Jokowi mengatakan dalam waktu tiga hingga empat tahun impor gula harus dihentikan dan gula harus diproduksi sendiri.


Setiap tahun Indonesia membutuhkan sebanyak 5,67 juta ton gula. Sementara produksi nasional rata-rata 2,5 juta ton per tahun. Kementerian Perindustrian baru-baru ini mengeluarkan izin rekomendasi impor gula kepada sejumlah BUMN seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia, PTPN IX (Jawa Tengah), PTPN X (Jawa Timur), PTPN XI (Jawa Timur) dan PTPN XII (Jawa Timur). Impor gula dibuka dengan alasan untuk menurunkan harga gula di pasaran yang saat ini mencapai Rp16 ribu per kilogram.


Editor: Agus Luqman 

  • impor gula
  • harga gula di tingkat petani anjlok
  • Jawa Timur
  • Banyuwangi
  • APTRI
  • Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
  • impor gula mentah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!