BERITA

Bupati Jayapura Bingung, Ratusan Pengungsi Korban Konflik di Sentani Tak Diakui Warga Mimi

""Harus pastikan apakah ini pengungsi atau bukan. Karena Pemerintah Timika merasa tak ada pengungsi yang keluar.""

Katarina Lita

Bupati Jayapura Bingung, Ratusan Pengungsi Korban Konflik di Sentani Tak Diakui Warga Mimi
Sejumlah warga Kwamki Narama, Kabupaten Mimika yang mengungsi dan ditampung di Asrama Toli, Palomo, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (28/7/2016). (Foto: ANTARA)



KBR, Jayapura – Pemerintah Kabupaten Jayapura meminta Pemerintah Provinsi Papua bergerak cepat menetapkan status pengungsi ratusan warga asal Timika yang berada di Sentani.

Saat ini ada sekitar tiga ratusan orang pengungsi warga Kabupaten Mimika yang bertahan di tenda darurat di Lapangan Asrama Toli Palomo, Sentani, Kabupaten Jayapura. Pemerintah Kabupaten Jayapura kebingungan apakah mereka masuk kategori pengungsi atau tidak.


Status ratusan orang ini harus diperjelas, sebab sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Mimika mengklaim warganya tak ada yang melakukan pengungsian secara besar-besaran.


Baca: Bentrok Antar-Warga di Timika, Ratusan Warga Mengungsi ke Sentani

Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awaitouw menyebutkan kasus ini menjadi masalah lintas kabupaten dan provinsi yang harus segera diatasi.


Bupati Mathius mengklaim sejauh ini pemerintah Kabupaten Jayapura sudah mendata para pengungsi dan memberikan sejumlah bantuan bahan makanan, selimut dan kebutuhan pokok lainnya kepada ratusan orang ini.


"Kita belum tahu apakah ini pengungsi atau orang hanya eksodus biasa saja. Harus pastikan apakah ini pengungsi atau apa. Itu penting. Karena Pemerintah Timika merasa tak ada pengungsi yang keluar, ini Provinsi harus menjelaskan. Tetapi kepastian pengungsi harus jelas, tidak dibuat-buat dan mengikuti perasaan orang. Tidak bisa lama-lama (berada di sana), harus kembali ke tempat asalnya," jelasnya.


Baca: 800 Aparat Gabungan Diterjunkan ke Timika Tangkap Pelaku Perang Suku

Sudah lebih dari satu minggu lamanya, 300-an orang yang mengaku sebagai warga Kampung Iliale, Satuan Pemukiman II, Kota Mimika mengungsi. Ratusan orang itu mengungsi pasca bentrokan dua warga yang terjadi Minggu, 24 Juli lalu.


Kebanyakan pengungsi adalah anak, perempuan dan laki-laki yang lanjut usia. Mereka terpaksa meninggalkan kampungnya karena rumahnya dibakar dan dirusak dalam bentrokan tesebut. Ratusan orang itu mengaku meninggalkan Timika menggunakan pesawat Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia menuju Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura.


Ratusan orang ini juga mengaku tak akan kembali ke kampungnya, sebelum ada jaminan keamanan dari aparat setempat dan tak ada bentrokan susulan.


Baca: Trauma Perang Suku, Pengungsi Asal Timika Tak Ingin Kembali

Akibat bentrokan itu, puluhan rumah terbakar dan dirusak serta tiga orang harus kehilangan nyawanya. Sampai saat ini muspida setempat terus bernegosiasi untuk melakukan patah panah dan upacara perdamaian antar kedua belah pihak.


Editor: Agus Luqman


  • pengungsi korban konflik
  • Jayapura
  • Sentani
  • Timika
  • Papua
  • korban perang suku

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!