BERITA

Sembilan Kecamatan di Aceh Terancam Kekeringan

"Hal itu dikarenakan faktor bendungan di sungai Krueng Pasee mengalami kerusakan."

Erwin Jalaludin

Ilustrasi-Kekeringan. (Musyafa/KBR)
Ilustrasi-Kekeringan. (Musyafa/KBR)

KBR, Lhokseumawe - Ribuan Hektare areal persawahan di sembilan kecamatan wilayah Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe terancam kekeringan. Hal itu dikarenakan faktor bendungan di sungai Krueng Pasee mengalami kerusakan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Hasanuddin mengatakan, pihaknya khawatir kekeringan tersebut akan berdampak kepada penghasilan warga sekitar.

"Kalau Kita sekarang gak mahu lihat, gak mahu fokuskan kesitu nanti waktu rusak mau tidak mau masyarakat di situ hilang sumber mata pencaharian. Dalam 9 kecamatan itu memang tidak ada pekerjaan lain, terkecuali bercocok tanam. Kondisi sekarang bendungan itu gak tahan lama lagi, pasti ambruk,” kata Hasanuddin kepada KBR.


Ia mendesak, instansi terkait untuk segera melakukan upaya perbaikan tempat penampungan air itu. Terlebih, bendungan Krueng Pasee merupakan satu-satunya sumber air yang dimiliki oleh masyarakat tani untuk mengairi ke persawahan.


Berdasarkan data secara keseluruhan luas hamparan pertanian yang dialiri bendungan Krueng Pasee mencapai seluas 9.551 Hektare. Masing-masing tersebar di 8 kecamatan Aceh Utara.

Diantaranya Syamtalira Bayu seluas 1.010 Ha, Meurah Mulia 1.583 Ha, Samudera 1.404 Ha, Syamtalira Aron 1.162 Ha, Tanah Pasir 820 Ha, Lapang 517 Ha, Tanah Luas 1.930 Ha, Nibong 925 Ha, dan sisanya di Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe berjumlah 200 Ha.


Editor : Sasmito Madrim

  • kekeringan
  • DPRK Aceh Utara
  • bendungan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!