BERITA

NTT Berencana Bangun Pusat Kuliner Ikan

NTT Berencana Bangun Pusat Kuliner Ikan

KBR, Kupang- Dinas Kelautan dan Perikanan, DKP Nusa Tenggara Timur berencana membangun pusat kuliner perikanan di Kota Kupang. Kepala Dinas Kelautan Perikanan NTT Abraham Maulaka menjelaskan, NTT memiliki potensi perikanan yang cukup besar, tapi wilayah itu belum memiliki pusat kuliner perikanan.

"Saya memang sementara berjuang, berupaya mudah-mudahan tahun depan.Ini harus ada centra kuliner di Kota Kupang dan saya sudah mengajukan usulan. Dan itu tempatnya di depan ASTON, depan Aston, itu centra kuliner. Itu saya memang punya semangat untuk harus menghadirkan centra kuliner. Ya karena kita ini punya sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Tapi dalam konteks pengolahannya tidak nampak. Padahal itu sebuah upaya secara sistimatis yang bagus untuk mau memberikan manfaat terhadap para pengolah. Jadi ini akan diversifikasi usaha," kata Abraham Maulaka di Kupang, Kamis (06/08).

Ia menambahkan, pemerintah NTT terus memberi perhatian kepada para nelayan dengan membantu kapal penangkap ikan. Dia mengataan hampir 200 unit kapal penangkap ikan yang diberikan kepada para nelayan. Dia berharap, dengan bantuan  potensi perikanan yang ada di wilayah ini  bisa dimanfaatkan lebih optimal. Sampai saat ini baru 38 persen potensi  perikanan yang dikelola atau baru 41 ribu ton dari 180 ribu ton tiap tahun.

Dia menyebutkan potensi Perikanan tangkap yang bisa digarap itu terdiri dari potensi lestari 388,7 ton per tahun dan ikan ekonomis, berupa ikan pelagis (tuna, cakalang, tenggiri, laying, selar, kembung), ikan demersal (kerapu, ekor kuning, kakap, bambangan). Yang lainnya  berupa lobster, cumi-cumi, kerang darah.

Editor: Bambang Hari  

  • dinas kelautaan dan perikanan
  • Pemprov NTT
  • Pusat Kuliner Perikanan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!