BERITA

Muktamar NU Dibuka, Registrasi Muktamirin Diprediksi Belum Kelar

Antrean peserta Muktamar NU 33 di GOR Merdeka Jombang untuk registrasi. Foto: KBR/Muji Lestari

KBr,Jombang- Proses registrasi peserta Muktamar ke 33 NU di GOR Merdeka Jombang, Jawa Timur, berjalan lamban. Dari 3500-an peserta, baru sekitar 60 persen yang berhasil teregistrasi oleh panitia.

Panitia Daerah Kepala Unit Pelayanan Peserta KH Ahsanul Haq, mengakui lambanya proses registrasi karena mekanisme yang ada dan sejumlah kendala teknis di lapangan. Dia mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendataan hingga semua peserta teregistasi oleh panitia.


Ashanul menambahkan, pihaknya yakin jika sampai nanti malam semua peserta akan teregistrasi termasuk peserta yang tidak melengkapi formulir.


"Sampai selesai nanti malam,kita upayakan walapun acara pembukaan dimulai disini tetap kita melayani. Dari PW maupun PC yang tidak menyertakan AHWA semua fasilitas kita berikan kecuali id card resmi yang tidak kita berikan", kata Ashanul, Sabtu (01/08/15).


Hingga saat ini registrasi peserta Muktamar NU masih terus berlangsung di GOR Merdeka Jombang. Ribuan muktamirin nampak berjubel didepan meja mendaftaran dan halaman GOR untuk melakukan registrasi. Perbedaan mekanisme registrasi dari Muktamar sebelumnya yang dianggap berbelit menjadi penyebab lamanya antrean pendaftaran.


Muktamar ke-33 NU di Jombang 1-5 Agustus 2015 akan dibuka langsung oleh Presiden RI Jokowi nanti malam. Pembukaan dilaksanakan di Alun-alun Kabupaten Jombang. Selain itu untuk agenda sidang komisis para peserta Muktamar akan menempati empat pesantren. Di antaranya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum (Tambakberas), Pondok Pesantren Darul Ulum (Peterongan), Pondok Pesantren Mambaul Maarif (Denanyar), serta Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. 

  • Muktamar NU 33
  • registrasi muktamar NU
  • peserta muktamar NU

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!