KBR, Solo - Organisasi pengusaha angkutan darat Organda Solo Jawa Tengah menolak keberadaan jasa layanan angkutan motor atau ojek yang dipasarkan secara online, terutama GOJEK.
Ketua Organda Solo Joko Suprapto mengatakan keberadaan ojek online akan mengancam nasib transportasi umum di Solo. Melonjaknya pemakai jasa angkutan sepeda motor membuat bisnis transportasi umum rontok.
"Menyikapi keberadaan ojek online atau Go-jek yang selama ini marak di kota besar di Indonesia, kami dari Organda Solo sepakat secara tegas menolak ojek online atau Go-jek yang rencananya akan mulai merambah Solo. Pertimbangan kami, tentu saja kami mengkhawatirkan lalu lintas di Solo akan semakin macet dengan banyaknya ojek yang berkeliaran di jalanan. Kemudian juga sistem ojek online akan mematikan bisnis transportasi umum di Solo, pemakai bus, becak, angkot, dan sebagainya akan semakin sepi. Ini akan menambah runyam," kata Joko Suprapto, di Solo.
Bisnis ojek online semakin marak di sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, dan sebagainya. Keberadaan ojek online ini menjadi pro kontra di masyarakat.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemkot Solo menegaskan Solo menolak keberadaan ojek Online karena tidak memiliki dasar hukum.
Editor: Agus Luqman
Merasa Terancam, Organda Solo Tolak GOJEK
keberadaan ojek online akan mengancam nasib transportasi umum di Solo. Melonjaknya pemakai jasa angkutan sepeda motor membuat bisnis transportasi umum rontok.

Organda Solo mempertanyakan regulasi yang dipakai oleh ojek online, dibandingkan dengan regulasi angkutan umum. (Foto: Yudha Satriawan/KBR)
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 11
Kabar Baru Jam 10
Kabar Baru Jam 8
Kabar Baru Jam 7
Haruskah Ikut Program Pengungkapan Sukarela?