BERITA

ITP: Pemda Pegang Posisi Kunci Penyelesaian Sengketa Lahan Urut Sewu

ITP: Pemda Pegang Posisi Kunci Penyelesaian Sengketa Lahan Urut Sewu

KBR, Purwokerto - Institut Titian Perdamaian (ITP) menilai pemerintah daerah memiliki posisi kunci untuk menyelesaikan konflik lahan Urut Sewu, Kembumen, Jawa Tengah. Karena, menurut Direktur ITP, Mohamad Miqdad, pemda bisa mengintervensi dan mempertemukan dua pihak yang bersengketa.

Selain itu, kata dia, pemda adalah pihak yang paling memahami dua sisi kepentingan. Intervensi ini bahkan bisa dilakukan di tingkat eksekusi. Misalnya, menganggarkan ganti untung jika tanah Urut Sewu diputuskan menjadi milik TNI. Karena itulah ia yakin kasus ini bisa selesai dengan damai.


"(Sengketa Urut Sewu) Saya kira bukan hal yang tidak mungkin untuk didialogkan. Saya kira pemerintah pasti bisa memiliki jalan keluar. Masa sih tidak bisa, hanya untuk memindahkan tempat pelatihan. Atau, kalau misalnya memang itu satu-satunya pilihan tempat pelatihan, ya berikan kompensasi kepada masyarakat wilayah yang kira-kira tidak hanya memindahkan unsur materiil ya. Namun seluruh unsur yang terikat terhadap materi tersebut selama bertahun-bertahun juga harus dihitung. Relokasi itu tidak hanya ganti rugi, tapi ganti untung. Keterikatan mereka selama bertahu -tahun terhadap tanah, misalnya," ujarnya kepada KBR, Sabtu (29/8).


Mohamad Miqdad menambahkan, penyelesaian konflik ini tetap tidak bisa dilepaskan dari dasar hukum yang digunakan kedua belah pihak. Namun demikian, ia berharap hukum yang digunakan ini tidak untuk saling menindas satu sama lain.


Untuk mewujudkannya, perlu dukungan banyak pihak mulai dari ormas, agamawan, LSM dan media. Peran media, menurut dia sangat penting untuk mewartakan secara berimbang. Jurnalisme damai serta model pewartaan yang mengedepankan solusi dan resolusi patut dikedepankan.


Editor: Sindu D 

  • TNI AD
  • Urut Sewu
  • Konflik Agraria
  • Sengketa Lahan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!