HEADLINE

Cuaca Buruk, Jenazah Korban Pesawat Trigana dibawa Lewat Jalur Darat

"Jenazah korban pesawat Trigana dibawa menggunakan tandu lewat jalur darat"

Katarina Lita

Cuaca Buruk,  Jenazah Korban Pesawat Trigana dibawa Lewat Jalur Darat
Lokasi jatuhnya pesawat Trigana (Foto: Basarnas).

KBR, Jayapura -  Enam jenazah korban jatuhnya Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN dievakuasi lewat jalan darat. Ini dilakukan karena cuaca hujan dan berkabut sejak pagi tadi. Juru Bicara Kodam XVII/Cenderawasih, Teguh Pudji Raharjo mengatakan dalam evakuasi jalan darat, satu jenazah ditandu oleh 15 orang, dengan perjalanan lebih dari empat jam. Kata teguh, ada tiga pilihan untuk mengevakuasi jenasah yakni lewat jalur darat seluruhnya, lalu  kedua bisa   lewat helikopter dan   ketiga adalah dengan menggunakan heli  dan diangkut dengan jaring.

“Jam 12 tadi ada empat  jenasah yang sudah dibawa oleh tim pencari di sana. Satu jenazah itu dibawa oleh kurang lebih 15 orang lewat jalan darat. Kemudian jam 12 tadi ada dua jenazah lagi dibawa dari lokasi menuju ke Oksibil  dibawa oleh 30 orang. Jadi satu jenazah dibawa oleh 15 orang dan sampai sekarang saya belum berhasil mengkonfirmasi apakah sudah sampai atau belum. Tapi yang jelas masih dalam proses perjalan ke lokasi menuju perjalanan ke Oksibil,” ujarnya.


Hari ini juga di jadwalkan penyerahan black box dari Basarnas ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Bandara Oksibil.

Sementara   lokasi di Base Ops Lanud Jayapura telah disiagakan 28 mobil ambulans. Sebanyak tujuh  ambulans diantaranya disediakan oleh Pemkab Jayapura, tiga ambulans dari Basarnas dan satu dari ambulans TNI AU dan sisanya dari Dinas Kesehatan Papua.

Editor: Rony Sitanggang

  • Kecelakaan Pesawat Trigana Air
  • korban
  • tandu
  • jalur darat
  • Juru Bicara Kodam XVII/Cenderawasih
  • Teguh Pudji Raharjo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!