NUSANTARA

Sejumlah Sekolah di Jayapura Belum Miliki Buku Kurikulum

"KBR, Jayapura- Sejumlah sekolah di Kabupaten Jayapura terkendala karena tak memiliki buku pengantar kurikulum 2013."

Katharina Lita

Sejumlah Sekolah di Jayapura Belum Miliki Buku Kurikulum
sekolah, jayapura, kurikulum

KBR, Jayapura- Sejumlah sekolah di Kabupaten Jayapura terkendala karena tak memiliki buku pengantar kurikulum 2013. Salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD) Bonaventura di Sentani. Padahal SD tersebut telah ditunjuk sebagai sekolah percontohan penerapan kurikulum 2013.

Kepala Sekolah SD setempat, Simon Ngatung mengatakan bahwa buku pengantar untuk tahun ajaran ini baik untuk guru maupun murid yang belum didatangkan dari pusat. Apalagi sejumlah guru bidang studi belum mengikuti diklat penerapan kurikulum 2013.

“Bukunya belum ada padahal kelas 1 dan kelas 4 sudah melaksanakan kurikulum tahun 2013, paling tidak buku siswa dan buku guru itu ada yang diberikan oleh pemerintah. Buku untuk kelas 5 dan kelas 2 itu sampai sekarang memang belum ada sama sekali sehingga kami memakai referensi. Jadi kami sampai sekarang masih menunggu buku itu,” jelasnya.

Penerapan kurikulum 2013 kepada siswa belajar lebih didekatkan pada kemampuan kompetensi siswa. Dalam kurikulum ini, penilaian siswa tidak berdasarkan pada nilai dan angka-angka tapi lebih pada kemampuan dan pemahaman serta kreasi anak pada penalaran.

Dinas Pendidikan setempat bahkan mengaku baru 37 persen guru yang tersebar di Papua mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Dari sebanyak 26 ribu lebih guru, baru ada sekitar 6000-an guru yang mengikuti pelatihan itu. Ini dikarenakan minimnya anggaran untuk pelatihan guru pada kurikulum 2013. Pihaknya berharap komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan 30 persen dana otonomi khusus untuk pendidikan dapat diimplementasikan.



Editor: Luviana

  • sekolah
  • jayapura
  • kurikulum

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!