NUSANTARA

Perang Suku Ditampilkan di Festival Lembah Baliem

Perang Suku Ditampilkan di Festival Lembah Baliem

KBR, Jayapura - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya menggelontorkan dana Rp3 miliar untuk Festival Lembah Baliem tahun ini. Festival yang akan dimulai tanggal 9 Agustus mendatang berisi tentang tarian perang suku Dani, Yali dan Lani yang tinggal di kabupaten itu. Selain tarian perang, festival ini juga akan menyuguhkan kehidupan sehari-haru suku tersebut.
 
Bupati Kabupaten Jayawijaya, Wempi Wetipo mengatakan, festival ini adalah festival paling tua di Papua, yang telah diselenggarakan sejak tahun 1989. Ia mengaku, festival ini tak berpengaruh dengan keadaan politik dan keamanan yang ada di Papua. Dia yakin festival  yang akan diselenggarakan selama satu minggu ini akan berjalan lancar dan aman.

“Meskipun tidak datang para menteri, ini kan festival paling tua di Papua. Jadi kita tidak terpengaruh siapa yang datang, tapi tetap jalan karena kan momen ini kita laksanakan pesta rakyat. Jadi dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Jadi ya bagaimana kitya proteksi nilai-nilai budaya yang positif yang membangun rakyat ya itu yang kita lakukan. Jadi tidak ada soal, siapain yang datang tetap akan jalan, tidak akan berhenti,” kata Wempi Wetipo.

Acara perang antarsuku yang disajikan dalam festival ini, kata dia, juga tak menjadikan balas dendam atau permusuhan, namun justru bermakna positif yakni untuk harapan hari esok yang lebih baik.

Perang suku dikemas dalam festival tersebut juga menceritakan pemicu sejumlah perang suku yang kerap terjadi di tanah Papua. Pemicu tersebut antara lain penculikan, pembunuhan, penyerbuan lading dan pencurian. Perang suku yang ditampilkan juga lengkap diiringi oleh alat musik khas setempat.

Editor: Anto Sidharta

  • Rp 3 Miliar
  • Festival Lembah Baliem

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!