NUSANTARA

Tujuh Peserta Pilwali Kediri Siap untuk Kalah

"KBR68H, Kediri - Tujuh pasangan walikota dan wakil walikota Kediri, Jawa Timur menyatakan siap kalah dalam deklarasi damai."

Toro Suharjo

Tujuh Peserta Pilwali Kediri Siap untuk Kalah
deklarasi damai, pilwali kediri, siap kalah

KBR68H, Kediri - Tujuh pasangan walikota dan wakil walikota Kediri, Jawa Timur menyatakan siap kalah dalam deklarasi damai. Anggota KPU Kota Kediri, Saman Hudi mengatakan, dalam deklarasi damai mereka berkomitmen menciptakan situasi aman dan kondusif selama masa kampanye hingga penetapan pasangan calon terpilih. Selain itu, tujuh pasangan calon kepala daerah Kediri juga berjanji tak saling menjatuhkan satu sama lain dengan melontarkan isu SARA, dan akan menyelesaikan sengketa melalui jalur hukum.

“Jadi masing-masing paslon menyepakati apa yang sudah kita tandatangani dan kita putuskan bersama untuk melakukan kampanye sesuai aturan yang ada, santun sopan demi kepentingan Kota Kediri. Jadi sepakat kita menyelanggarakan tahapan pemilu itu supaya secara damai, tidak menjatuhkan antara satu dan lainnya,” ungkap Anggota KPU Kota Kediri, Saman Hudi.

Acara deklarasi dan penandatanganan kesepakatan damai menandai dimulainya masa kampanye Pilkada Kota Kediri hingga 25 Agustus mendatang. Sementara, pada 29 Agustus berlangsung pemungutan suara. Rencananya ketujuh pasangan calon walikota akan menyampaikan visi misi di hadapan DPRD Senin (12/8). 


Pemilukada Kediri diramaikan lima pasangan dari jalur parpol, di antaranya Harry Muler-Ali Imron, Arifudinsyah-Sudjatmiko, Bambang Harianto-Hartono, Samsul Ashar-Sunardi serta Abdullah Abu Bakar-Lilik Muhibah. Sementara dua pasangan dari jalur independen adalah Imam Subawi-Suparlan dan Kasiadi-Budi Raharjo.

Editor: Doddy Rosadi

  • deklarasi damai
  • pilwali kediri
  • siap kalah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!