NUSANTARA

Tak Satupun Cagub Jatim, Jamin Keamanan Warga Syiah Sampang

"KBR68H, Jombang"

Tak Satupun Cagub Jatim, Jamin Keamanan Warga Syiah Sampang
pilgub Jatim, Syiah, Sampang

KBR68H, Jombang– Jelang pilgub Jawa Timur, Kamis lusa, tak ada satu pun calon gubernur yang bisa menjamin warga Syiah Sampang bisa kembali ke kampung halamannya. Salah satu calon gubernur, Soekarwo misalnya, hanya bisa berjanji akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada semua pihak terkait masalah itu. Sebagai calon incumbent pun, dia tak dapat memastikan sampai kapan warga Syiah itu akan terus hidup di pengungsian rumah susun, di Sidoarjo.

"Ini kan tidak perkara mekanik seperti mesin begitu pindah ditata, ini kan ada problem cultural, pendekatan. Ada hal-hal yang secara cultural harus disepakati bersama, misalkan kalau Islam itu jangan menyampaikan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Apa mereka bisa segera kembali, Sampai kapan mereka akan berada di pengungsian ? Nilai kan tidak bisa dikuantifikasi, ya kita lakukan pendekatan, nilai cultural itu nggak bisa diukur seperti bangunan fisik kalau sudah setahun jadi, tapi kan ada progress," ujarnya.

Selama masa kampanye di Jombang, seluruh pasangan calon Gubernur Jatim dan wakilnya menebar sejumlah program terkait kesejahteraan masyarakat Jatim. Namun, tak ada satupun yang menyebut tentang nasib warga Syiah, sampang.

Presidium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jatim, Aan Anshori, sangat menyayangkan hal itu. Pasalnya, warga Syiah Sampang adalah bagian dari warga Jatim yang berhak mendapat perhatian dari Pemimpin mereka.

Pelaksanaan Pilgub Jatim akan digelar pada 29 agustus besok. KPUD Sidoarjo, memastikan sekitar 134 warga Syiah yang saat ini ada di pengungsian bisa nyoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Jemundo.
 
Editor: Suryawijayanti 

  • pilgub Jatim
  • Syiah
  • Sampang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!