NUSANTARA

Merevisi Petisi Pemulangan Syiah Sampang (2)

Merevisi Petisi Pemulangan Syiah Sampang (2)

"Kami mungkin bukan orang pandai. Tapi kami tahu betapa sedih rasanya anak-anak kami saat melihat rumahnya dibakar. Kami tahu betapa ibu-ibu kini kesusahan di tempat pengungsian. Dan kami tak ingin melihat hancurnya masa depan mereka.

Untuk tekad itu, kami rela bersepeda ke Jakarta, ke tempat di mana pejabat-pejabat negara ini berjanji melindungi rakyat. Kami ingin tahu apakah mereka tahu rasa sedih anak-anak kami. Apakah mereka bisa merasakan kesusahan kami?

Untuk itu pula, melalui petisi ini, kami mencari sekaligus ingin menunjukkan betapa orang-orang di negeri ini, masih punya rasa kemanusiaan, rasa yang adil, dan rasa yang beradab.

Saat bersepeda, kami bertemu banyak orang. Di antara mereka, ada yang menerangkan pada kami begini; Syiah bukanlah ajaran sesat. Ajaran ini diakui oleh organisasi besar negara-negara Islam, OKI. Bahkan kesepakatan ulama dunia dalam Risalah Aman, mengakui ajaran Syiah dan melarang untuk menyesatkannya.

Sesudahnya, guru kami, Tajul Muluk, dibakar rumahnya beserta rumah adik dan kakak kandungnya, Hani dan Iklil. Setelah rumahnya dibakar, Ust. Tajul Muluk didakwa sebagai pelaku penodaan agama dan dihukum 2 tahun oleh PN Sampang. Putusan ini ditambah 2 tahun oleh PT Jawa Timur dengan alasan Ust. Tajul telah menyebabkan pembakaran rumah secara massal. Ini betul-betul tak masuk akal. Ia dihukum seperti koruptor, sementara ibu, istri, adik, kakak dan muridnya kehilangan rumah.

Saat ini anak-anak kami harus belajar di sekolah darurat. Pencaharian kami hilang karena kami jauh dari tanah kami. Tembakau yang akan dan sudah panen terbengkalai. Hingga petisi ini, kami belum tahu kapan kami boleh pulang..."


Begitu petikan Petisi yang termuat di situs media gerakan sosial Change.org berjudul "SBY, Kami Ingin Pulang Ke Bluuran dan Karanggayam"


Petisi itu ditembuskan ke alamat surat elektronik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selama dua bulan ini, baru 448 dukungan petisi yang mengalir ke surat elektronik Presiden.

"Petisi itu kami buat (Juni 2013) karena belum ada kejelasan sikap dari pemerintah. Pemerintah saat itu masih diam," kata Fatkhul Khoir, Kepala Divisi Monitoring dan Dokumentasi LSM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya.

Melalui petisi dan berbagai cara lain, publik turut menekan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar segera bertindak menyelesaikan konflik Syiah di Sampang--yang selama ini hanya ditangani pemerintah daerah secara setengah-setengah. Tekanan makin kencang setelah Presiden SBY menerima penghargaan World Statesman Award dari sebuah yayasan bergengsi di Amerika Serikat.

Tekanan publik akhirnya menemui hasil. SBY turun tangan memimpin proses rekonsiliasi konflik antara Syiah dan anti-Syiah di Sampang Madura. Presiden SBY mengamanatkan agar jemaah Syiah bisa dipulangkan paling lambat Oktober 2013.

Namun proses rekonsiliasi yang dipimpin Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof Abdul A'la itu menemui hambatan keras. Bupati Sampang dan jajarannya mensyaratkan 'pertobatan'. Proses pemulangan jamaah Syiah pun menjadi tidak jelas.

"Mereka (warga Syiah) menjadi ragu terhadap proses pemulangan maupun proses rekonsiliasi. Perkembangannya menjadi simpang siur. Tetapi mereka tetap ingin pulang. Tanpa syarat apapun---tanpa syarat pertobatan segala macam," kata Fatkhul Khoir.

LSM Kontras Surabaya pun berencana merevisi petisi di situs Change.org. Misinya masih sama: agar pemerintah memulangkan pengungsi jamaah Syiah Sampang ke kampung halaman. Tanpa syarat.

Pejabat yang akan dikirimi petisi juga bertambah.

"Insya Allah nanti kita akan bahas rencana revisi petisi itu. Nanti petisi juga akan kami tembuskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agama, juga Bupati Sampang, Kapolres Sampang dan juga Kapolda Jawa Timur," kata Fatkhul Khoir.

Fatkhul berharap petisi baru soal Syiah Sampang nanti bisa mendapat dukungan banyak orang. Ia berharap lebih banyak masyarakat menanda tangani petisi, dibanding petisi semula.

Semakin banyak petisi didukung, maka semakin banyak petisi masuk ke kotak surat elektronik para pejabat-pejabat tersebut---termasuk Menteri Agama Suryadharma Ali. Tuntutannya satu, pemulangan Syiah Sampang tanpa harus bertobat.

Anak-anak pengungsi Syiah butuh segera kembali ke bangku sekolah. Sawah ladang mereka butuh ditengok. Kuburan keluarga butuh dirawat.  


Sebelumnya: Sepinya Pendukung Petisi Pemulangan Syiah Sampang (1)

  • Syiah
  • Sampang
  • Jawa Timur
  • Petisi
  • Change.org

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!