NUSANTARA

2013-08-10T16:32:59.000Z

BPS Balikpapan: Penyaluran BLSM Salah Sasaran

"KBR68H, Balikpapan "

BPS Balikpapan: Penyaluran BLSM Salah Sasaran
Balikpapan, BPS, BPLS, Kalimantan Timur

KBR68H, Balikpapan – Badan Pusat Statistik BPS Kota Balikpapan Kalimantan Timur mengakui penyaluran dana bantuan langsung sementara (BLSM) tahun ini tidak tepat sasaran.

Ini disebabkan data yang digunakan merupakan hasil survei BPS tahun 2011. Data penerima BLSM dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) itu belum diperbarui.

BLSM ditujukan untuk warga miskin sebagai bantuan kompensasi atas kenaikan harga BBM pada 22 Juni lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan Syahruni mengatakan berdasarkan instruksi presiden survei yang dilakukan BPS hanya setiap tiga tahun sekali.

BPS baru akan melakukan survei kembali pada tahun 2014.

“Sekarang belum ada lagi survei rumah tangga miskin. Jadi masih pakai PPLS 2011 yang harusnya di 2013 ini ada perbaikan. Tapi sampai sekarang belum ada lagi. Kalau BPS kan bekerja berdasarkan instruksi presiden, tiga tahun sekali (survei). Dulu 2005, 2008, 2011 mestiya 2014 nanti," kata Syahruni.

Data Pemerintah Pusat menyebutkan sekitar 16 ribu warga Balikpapan pantas menerima BLSM. Namun data Pemerintah Kota Balikpapan menyebutkan, harusnya hanya sekitar 10 ribu yang layak menerima. Sementara 6 ribu warga yang tidak berhak menerima

Syahruni mengatakan perbedaan data antara penerima BLSM itu karena tidak ada verifikasi ulang atau perbaikan data ulang.

Syachruni mengatakan BPS tidak mau disalahkan jika penyaluran BPLS menggunakan data lama. Menurut Syahruni, BPS tidak bisa melakukan survei tiap tahun karena keterbatasan anggaran.

Di Kota Balikpapan Kalimantan Timur penyaluran dana BLSM untuk sementara dihentikan, sambil menunggu verifikasi ulang.

Editor: Agus Luqman

  • Balikpapan
  • BPS
  • BPLS
  • Kalimantan Timur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!