BERITA

Tanah Retak di Sukabumi, Ratusan Rumah Rusak

"Kejadian ini termasuk aneh karena jarak antara daerah longsor dengan Desa Nagrak Jaya ada di kisaran 200-300 meter."

Tanah Retak di Sukabumi, Ratusan Rumah Rusak
Ilustrasi tanah bergerak. Foto: Antara

KBR - Dua ratus lebih rumah rusak di Desa Nagrak Jaya dan Desa Cimenteng, Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi akibat pergerakan tanah di sana. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan, kejadian ini termasuk aneh. Pasalnya, jarak antara daerah longsor dengan Desa Nagrak Jaya ada di kisaran 200-300 meter.


"Ini saking dahsyatnya, saya juga aneh. Longsornya kok jauh tapi terjadi retakan tanah. Sehingga, langkah berikutnya, setelah penanganan, pengamanan, mengevakuasi penduduk untuk mengungsi. Tadi telah datang tim Geologi untuk menggaji apa sebabnya (retak tanah). 'Fenomena apa yang terjadi?'. Senin pun bisa hasilnya dituangkan," ungkap Usman.


Ratusan rumah rusak itu terdiri dari 136  rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 43 rumah rusak ringan. Bahkan, ada 65 rumah di Desa Cimenteng yang bersinggungan dengan Desa Nagrak Jaya juga terancam rusak.


"Sekarang, siaga terus, waspada terus. RUmah-rmah yang rusak berat dan ringan sudah dikosongkan. Kami juga buat tenda pengungsuan, tapi tidak semua pengungsi ke tenda pengungsian. Kebanyakan ke rumah saudaranya," tutur Usman.


BPBD Sukabumi akan terus berstatus siaga hingga Jumat (5/8) depan.  BPBD menyebut Kecamatan Curugkembar merupakan daerah rawan longsor dan pergerakan tanah, bahkan masuk dalam kategori daerah megalongsor.


" Siaga darurat longsor itu, sementara dari hari kejadian, dua minggu dulu. Nanti kalau masih belum bisa ditanggulangi, masih bisa diperpanjang lagi," pungkas Usman.

Editor: Sasmito

  • tanah retak
  • longsor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!