BERITA

Kasus KIA Terbanyak se-Jawa Barat, Pemkab Bogor Klaim Sudah Menurun

""Jumlah penduduk kita kan 5 juta, jadi jumlah kasus yang terdata sekarang masih terbilang wajar.""

Rafik Maeilana

Kasus KIA Terbanyak se-Jawa Barat, Pemkab Bogor Klaim Sudah Menurun
Ilustrasi

KBR, Bogor- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mengklaim jumlah angka Kematian Ibu dan Anak (KIA) menurun sejak 2 tahun terakhir.

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Camelia W Sumariana mengatakan, itu terjadi setelah pemkab mendapat pendampingan pemerintah melalui program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) sejak 2014 lalu.

Dia menceritakan, saat itu angka kematian ibu dan anak (KIA) sebanyak 79 kasus. Setahun berselang, turun di angka 70 dan pada tahun 2016 menjadi 60-an.

Meski begitu dia tak memungkiri, Kabupaten Bogor masih posisi 1 di Jawa Barat terhadap kasus KIA ini.

"Karena itu dilihatnya jumlah kasus. Tapi kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, itu kecil. Jumlah penduduk kita kan 5 juta, jadi jumlah kasus yang terdata sekarang masih terbilang wajar," katanya saat berbincang dengan KBR.

Dia menyebutkan, pemkab serius untuk meminimalisir kasus tersebut. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya anggaran di bidang kesehatan.

"PAD kita meningkat, dan anggaran kesehatan kita sekarang 12 persen dari APBD kita. Lebih besar dari jumlah yang dianjurkan pemerintah pusat yang hanya 10 persen," jelasnya.

Sementara itu, Chief of Party Program EMAS, Nancy Caiola mengatakan, pihaknya berharap agar wilayah yang sudah mendapatkan program pendampingan, bisa mempertahankan kinerjanya. Ia juga meminta agar komitmen daerah tetap terjaga, agar jumlah KIA terus ditekan.

"Kita berharap jumlah itu bisa ditekan lagi. Kabupaten Bogor sudah terbilang bagus karena telah meningkatkan infrastrukturnya di bidang kesehatan. Kita berharap hal itu diikuti dengan penanganan yang baik," tutupnya.

Editor: Dimas Rizky

  • Angka Kematian Ibu
  • Angka Kematian Ibu dan Anak
  • program EMAS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!