BERITA

Istri Kedua Santoso Jalani Pemeriksaan Kesehatan

"Kondisi Umi masih belum memungkinkan untuk diepriksa sebagai saksi terkait kasus Santoso."

Aldrimslit Thalara

Istri Kedua Santoso Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Isteri Santoso, Jumiatun alias Umi Delima (tengah) diamankan anggota Satgas Operasi Tinombala setelah menyerahkan diri di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (23/7). Foto: Antara

KBR, Poso - Istri kedua almarhum Santoso, Jumiatun alias Umi Delima masih menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.  Juru bicara Polda Sulawesi Tengah, Hari Suprapto mengatakan, kondisi Umi masih belum memungkinkan untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus Santoso.

“Saat ditangkap, kondisinya pucat dan kurus makanya langsung dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk penanganan kesehatan dan diperlakukan dengan baik,” jelas Hari Suprapto.


Menurutnya, pemeriksaan terhadap Umi akan dilakukan setelah sehat kembali. Kata dia, sebagai istri kedua Santoso, Umi diperkirakan banyak mengetahui tentang orang-orang di ring satu kelompok Santoso.


“Jadi kalau sehat, kami akan melanjutkan pemeriksaan karena kita ketahui bahwa Umi Delima ini adalah orang terdekat dari Santoso tentunya dia banyak tahu tntang pergerakan mereka selama ini,” imbuhnya.

Baca:

    <li><b><a href="http://kbr.id/terkini/07-2016/warga_dan_bentangan_spanduk_sambut_pemakaman_santoso/83378.html">Warga dan Bentangan Spanduk Sambut Pemakaman Santoso</a></b></li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/07-2016/perburuan_jaringan_santoso_ditingkatkan/83345.html">Perburuan Jaringan Santoso Ditingkatkan</a></b>  </li></ul>
    

    Jumiatun alias Umi Delima yang berusia 20 tahun itu ditangkap Satgas Tinombala, Sabtu (23/7/2016) kemarin. Ia telah bergabung dengan kelompok Santoso sekitar satu tahun terakhir.

    Editor: Sasmito

  • Santoso
  • operasi tinombala 2016
  • Juru bicara Polda sulteng Hari Suprapto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!