BERITA

Balikpapan Kota Wisata, Tapi PAD Wisata Sangat Minim

Balikpapan Kota Wisata, Tapi PAD Wisata Sangat Minim

KBR, Balikpapan – Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Balikpapan dari sektor pariwisata terbilang rendah. Salah satunya obyek wisata Pantai  Manggar di mana Pemerintah Kota Balikpapan hanya berani menargetkan Rp 1,6 miliar per tahun.

Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Pantai Manggar, Rusliansyah mengatakan,minimnya target PAD Pantai Manggar ini disebabkan jumlah pengunjung yang tidak terlalu signifikan. Sehingga target PAD tahun ini, tak mengalami peningkatan dari 2014.

Dia mencatat, jumlah pengunjung Manggar meningkat hanya ketika libur hari raya, yakni bisa mencapai 30 ribu pengunjung. Sementara hari biasa terbilang sepi. Pantai Manggar biasanya hanya dikunjungi pada  Sabtu dan Minggu saja.

“Mungkin sama saja (dengan tahun 2014) PAD nya Rp 1,655 miliar yang kita target satu tahun. Tahun ini sama seperti itu, mudah-mudahan ya tercapai. Nah yang ramainya pantai Sabtu – Minggu. Sabtu biasanya kita dapat Rp 10 juta, nah Minggu biasanya kita dapat Rp 15 juta. Sebulannya Rp 80 – 90 juta. Tapi kalau sudah kena hari hujan, sepi sudah orang ke pantai,” kata Rusliansyah, Kamis (23/7/2015).

Selain Pantai Manggar, Balikpapan masih memiliki obyek wisata pantai lainnya, seperti Pantai Lamaru, Pantai Kemala Beach, Pantai Monpera. Namun sayangnya pengelolaan yang kurang maksimal, serta sarana dan fasilitas yang tidak menunjang membuat jumlah pengunjung sangat minim.

Padahal slogan Pemerintah Kota setempat selama ini adalah menjadikan Balikpapan Kota Jasa, Industri dan Pariwisata. Selama ini, PAD Balikpapan masih sangat bergantung pada dana bagi hasil (DBH) sektor migas yang mencapai Rp 500 miliar.  

  • Pendapatan Asli Daerah
  • PAD Balikpapan
  • Obyek Wisata Pantai Manggar Balikpapan
  • Obyek wisata Balikpapan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!