NUSANTARA

Jelang Lebaran, Gubernur Jateng Atur Pasar Tumpah

"KBR, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung adanya pasar tumpah yang dikelola secara tertib."

Nurul Iman

Jelang Lebaran, Gubernur Jateng Atur Pasar Tumpah
pasar, tumpah, jateng

KBR, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung adanya pasar tumpah yang dikelola secara tertib. Ia meminta kepada bupati dan wali kota untuk membenahi pasar tumpah minimal H-7 lebaran, karena banyaknya pasar tumpah di jalanan Jawa Tengah yang berpotensi mengganggu arus mudik lebaran .

"Saya berharap seminggu sebelumnya sudah beres. Kalau tidak, kemacetan akan tinggi dan kita akan repot mengirim surat kepada bupati dan walikota untuk diadakan penertiban. Kalau tumpahnya tidak ke tengah jalan kan tidak apa-apa. Pengertian tumpah itu sebenarnya pasar insidentil saja. Kalau insidentil dalam rangka mereka mengais rejeki untuk menghadapi lebaran kan tidak apa-apa. Dikelola saja dipindahkan ke tempat yang baik sehingga mereka tetap bisa berjualan dengan baik, " kata Ganjar Pranowo, Rabu (16/07) hari ini.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jateng Urip Sihabudin menambahkan, masalah pasar tumpah sering muncul pada jalur yang dilewati arus mudik yang menjorok di luar tembok pasar. Sehingga hal ini sering membuat padat bahu jalan dan menimbulkan kemacetan.

Sejauh ini ada beberapa pasar tumpah yang berada di sekitar jalan pantai utara dan jalur tengah Jateng yang diprediksi mengganggu arus mudik lebaran. Di Pantura ada Pasar Losari, Kluwut, Bulakamba, dan Pasar Induk di Kabupaten Brebes, Pasar Kota Tegal, Pasar Surodadi Tegal, Pasar Pekalongan, dan Pasar Cepiring Kendal. Sementara di Jalur Tengah ada Pasar Mranggen dan Karangawen Demak. Serta beberapa pasar dadakan yang dibuka di sejumlah kabupaten dan kota menjelang lebaran.


Editor: Luviana

  • pasar
  • tumpah
  • jateng

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!