NUSANTARA

Dikonfirmasi soal Dugaan Salah Diagnosa, Wadirut RSUD Cibinong Ambil HP Wartawan KBR68H

"KBR68H, Cibinong - RSUD Cibinong Jawa Barat Enggan tidak mau disalahkan tentang kasus dugaan salah diagnosa yang dilakukan oleh salah satu dokternya."

Rafik Maeilana

Dikonfirmasi soal Dugaan Salah Diagnosa, Wadirut RSUD Cibinong Ambil HP Wartawan KBR68H
RSUD Cibinong, Firmanto Hanggoro, konfirmasi, Imaniar Melisa

KBR68H, Cibinong - RSUD Cibinong Jawa Barat tidak mau disalahkan tentang kasus dugaan salah diagnosa yang dilakukan oleh salah satu dokternya. Salah satu dokter kandungan di RSUD Cibinong diduga salah memberikan diagnosa, sehingga Firmanto Hanggoro harus kehilangan istrinya Imaniar Melisa dan bayinya, Janeeta. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cibinong Neni Murniati mengatakan, pihak RSUD akan mengevaluasi kasus tersebut.

“Sudah saya jelaskan, bahwa ibu pasien itu ke RSUD Cibinong hanya berobat jalan, selebihnya bukan kewenangan RSUD Cibinong,” kata Neni saat ditemui di RSUD Cibinong, Kamis (25/7).

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cibinong Neni Murniati enggan berkomentar banyak. Ia hanya singkat menjawab  pertanyaan sejumlah wartawan yang ingin mengkonfirmasi kasus itu setelah pasien keluar RSUD Cibinong.

Bahkan perlakuan tidak mengenakan diterima KBR68H saat ingin mengonfirmasi. Ketika ingin merekam wawancara, Neni mengambil telepon genggam milik KBR68H dan dimasukkan ke dalam sakunya. Saat itu, Neni tidak mau menanggapi pertanyaan yang dilontarkan. Ia hanya menjawab pertanyaan salah satu wartawan televisi swasta yang juga mengkonfirmasi masalah tersebut.

Setelah beberapa lama, ia memberikan telepon genggam milik KBR68H. Namun ia sempat mengatakan ingin mengambil memory card yang berada di dalam telepon genggam tersebut. KBR68H terus mengkonfirmasi perihal kasus salah diagnosa itu, namun Neni tetap menjawab singkat.

Firmanto Hanggoro, wartawan foto Majalah Maritim kehilangan istri dan anaknya akibat dugaan salah diagnosa yang dilakukan salah satu dokter kandungan di RSUD Cibinong. Ketika itu, istrinya Imania Melisa yang tengah hamil 8 bulan 2 minggu melakukan kontrol rutin. Melisa mengeluhkan keluarnya cairan kepada dokter kandungan di RSUD tersebut.

Dr Basrul SpOg mengatakan, cairan tersebut adalah cairan keputihan dan tidak perlu dikhawatirkan. Permintaan Melisa untuk dirawat juga ditolak. Empat hari kemudian, Melisa dilarikan ke Rs As Salam untuk melakukan operasi cesar karena ketubannya yang sudah pecah. Bayi yang diberi nama Janeeta lahir dalam keadaan kritis karena menelan air ketuban selama empat hari.

Kondisi Melisa juga langsung drop karena paru-parunya kemasukan air ketuban sehingga mengganggu fungsi ginjal. Melisa meninggal Kamis lalu dan bayinya Janeeta pada Senin lalu.

Baca: Kasus Salah Diagnosa, Firmanto Kehilangan Istri dan Anaknya


Editor: Doddy Rosadi

  • RSUD Cibinong
  • Firmanto Hanggoro
  • konfirmasi
  • Imaniar Melisa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!