NUSANTARA

Buntut Kasus Pemukulan, Bandara Wamena Ditutup

"Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, lumpuh pasca pemukulan Kepala Bandara Wamena, Junikar Pakondo dan Staf koordinator bagian ATC, Eddy Horas oleh Wakil Bupati Jayawijaya, John Richard Banua, kemarin (7/7)."

Katharina Lita

Buntut Kasus Pemukulan, Bandara Wamena Ditutup
Pemukulan, Bandara Wamena Tutup

KBR68H, Jayapura - Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, lumpuh pasca pemukulan Kepala Bandara Wamena, Junikar Pakondo dan Staf koordinator bagian ATC, Eddy Horas oleh Wakil Bupati Jayawijaya, John Richard Banua, kemarin (7/7).

Kepala Bandara Wamena, Junikar Pakondo mengatakan, aktifitas bandara dihentikan, sebab seluruh karyawan meminta pertanggungjawaban atas tindakan arogan John Richard Banua. Ia mengklaim hingga kini belum ada permintaan maaf dari wakil bupati setempat.

“Aksi pegawai bandara tidak ada yang mengkoordinir, hingga mengakibatkan aktifitas bandara lumpuh. Semua karyawan trauma atas kejadian tersebut dan meminta pertanggungjawaban wakil bupati,” jelasnya ketika dihubungi lewat telepon selularnya di Wamena, Senin (8/7).

Akibat tidak ada aktifitas penerbangan di bandara itu, ratusan peserta Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) terlantar. Rencananya hari ini akan dilakukan pertemuan antara pegawai bandara dengan Kapolres Jayawijaya dan Dandim 1702, dan Muspida lainnya untuk mencari jalan keluar kasus tersebut.

“Kasus pemukulan ini telah saya laporkan kepada pihak kepolisian dan akan terus ditindaklanjuti sesuai dengan proses hukum yang berlaku. Saya tidak hanya dipukul oleh satu orang, namun saya dikertoyok lebih dari 3 orang termasuk ajudan wakil bupati dan kepala dinas perhubungan setempat,” jelasnya.

Sementara itu, tokoh agama setempat Pastor Yohanes Jongga meminta persoalan pemukulan di Bandara Wamena diselesaikan dengan baik, sebab ini menyangkut dengan urusan orang banyak. “Saat ini ratusan peserta Pesparawi berjubel di sekitar bandara dan di depan Polsek bandara. Belum ada kejelasan untuk penerbangan selanjutnya,” katanya di Wamena, Senin (8/7).

Ia mengungkapkan, ratusan peserta Pesparawi tidak lagi terkoordinir, sebab panitia Pesparawi sudah dibubarkan pada Sabtu sebelumnya. “Mereka kebingungan, mau makan dimana dan mau tidur dimana. Ini tidak bisa dibiarkan,” jelasnya. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

  • Pemukulan
  • Bandara Wamena Tutup

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!