KBR, Bandung- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan serangkaian tes kesehatan (skrining) terhadap populasi kunci dan ibu hamil guna menekan laju kasus penyakit Raja Singa atau sifilis. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, skrining dilakukan hingga tingkat kecamatan untuk menganalisis potensi penurunan kasus.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sepanjang 2022 Jawa Barat berada di urutan kedua nasional dengan 3.186 kasus sifilis, disusul DKI Jakarta 1.897 kasus. Posisi puncak yaitu Papua dengan 3.864 kasus.
"Yang terpenting kepada masyarakat hindari pola gaya hidup yang punya potensi terpapar kepada berbagai penyakit, tidak hanya sifilis ya. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan seksual misalnya dan lain-lain, itu harus diwaspadai. Dan diimbau untuk selalu jernih dalam berkomunikasi, bersosialisasi di dalam kemasyarakatan," ujar Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Bandung, Rabu, (7/6/2023).
Baca juga:
- Kemenkes: 14 Ribu Lebih Anak Indonesia Positif HIV
- Kasus HIV dan AIDS Meningkat hingga Ratusan Orang di Papua
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan obat-obatan sebagai upaya penyembuhan telah didistribusikan ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di wilayahnya. Menurutnya, penyakit sifilis menular melalui bakteri medium interaksi seksual dan sejenisnya. Karena itu, ia mengimbau masyarakat mengutamakan kesehatan prima organ reproduksi.
"Obat sifilis sudah disalurkan ke puskesmas-puskesmas," kata Ridwan Kamil.
Dalam laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Papua Barat mencatat sebanyak 1.816 kasus positif sifilis atau keempat tertinggi nasional. Sementara Bali tercatat memiliki 1.300 kasus sifilis, Banten 1.145 kasus, Jawa Timur sebanyak 1.003 kasus sifilis ditemukan, dan Sumatera Utara ada 770 kasus sifilis.
Pada 2022, total kasus penyakit sifilis atau raja singa di Indonesia mencapai 20.783 kasus. Angka itu naik 70 persen dibanding pada 2018 sebanyak 12.484 kasus.
Baca juga:
Kementerian Kesehatan mengungkap sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.
Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini. Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.
Editor: Muthia Kusuma Wardani