NUSANTARA

Fenomena Perigee, Waspada Banjir Rob di Pesisir Selatan Jawa

"Pasang permukaan air laut diperkirakan lebih besar dibanding dampak perigee Mei lalu."

Muhamad Ridlo Susanto

Fenomena Perigee, Waspada Banjir Rob di Pesisir Selatan Jawa
Ilustrasi perkiraan cuaca di Indonesia. Foto: BMKG.go.id

KBR, Cilacap– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir selatan Jawa, terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta mewaspadai potensi banjir rob.

Menurut Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendy Krisnawan, banjir rob berpotensi terjadi akibat perigee atau fenomena jarak terdekat bulan ke bumi, pada 12-18 Juni 2022.

Kata dia, saat itu terjadi, pasang permukaan air laut diperkirakan lebih besar dibanding dampak perigee Mei lalu.

"Kalau melihat potensinya kemungkinan lebih besar dibanding banjir rob kemarin (Mei 2022). Karena ketinggian gelombangnya cukup tinggi. Untuk wilayah perairan itu bisa mencapai tiga meter, untuk wilayah lepas pantai berpotensi 4-5 meter. Jadi, kemungkinan di wilayah pesisir (rob) akan lebih tinggi," kata Rendy Krisnawan, Selasa, (7/8/2022).

Baca juga:

Kondisi tersebut diperparah dengan faktor lokal dan regional lain, yakni hujan lebat yang menyebabkan banjir di sejumlah sungai di pesisir Cilacap. Kombinasi berbagai faktor itu menyebabkan banjir rob berdampak lebih parah.

Rendy Krisnawan juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut maupun di kawasan pantai untuk mewaspadai potensi banjir rob. Ia meminta untuk sementara waktu, nelayan tidak melaut untuk mengurangi potensi kecelakaan akibat gelombang tinggi.

Meski diperkirakan lebih besar, namun dia menyebut banjir rob tidak akan lebih ekstrem dibanding 2020 atau 2017. Pasalnya, saat itu gelombang laut setinggi 6 meter, sehingga meningkatkan tinggi rob.

Editor: Sindu

  • Fenomena Perigee
  • Perigee
  • banjir rob
  • BMKG
  • Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap
  • pesisir selatan Jawa
  • Banjir Rob Cilacap

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!