HEADLINE

30 Guru di Kota Pekalongan Positif Covid-19

"Seorang guru yang mengalami gejala kehilangan penciuman/anosmia nekat untuk berangkat ke sekolah"

Anindya Putri

30 Guru di Kota Pekalongan Positif Covid-19
Ilustrasi: Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SMP negeri 1 Sampaga, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (3/6/2021). (Akbar Tado/Antara)

KBR, Pekalongan- 33 guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Pekalongan terkonfirmasi positif covid-19 pasca menjalani tes usap PCR. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengungkapkan guru yang terkonfirmasi covid-19 telah diisolasi di gedung diklat agar memutus rantai penularan.

"Sehingga kalau bisa semuanya dilakukan swab akhirnya ada 56 guru yang di swab dan 33 orang guru positif. Ini kami masih koordinasi terus untuk sebagian yang positif dan tidak bisa isolasi di rumah maka kami minta untuk isolasi di gedung diklat. Dan kami pastikan ini bukan karena sekolah tatap muka karena tidak ada siswa yang di sekolah," kata Slamet di Pekalongan, Kamis(03/06/21).

Menurut Slamet, munculnya klaster guru bermula dari salah seorang guru yang mengalami gejala kehilangan penciuman/anosmia. Namun tetap nekat untuk berangkat ke sekolah. Ia menjelaskan, setelah adanya temuan tersebut pihaknya lantas melakukan tracing dengan guru satu sekolah dan keluarga yang melakukan kontak erat.

"Sangat kami sayangkan kenapa masih nekat untuk ke sekolah," jelasnya.

Ia menambahkan, puluhan guru yang terpapar covid-19 telah melakukan vaksin tahap 1 dan terpaksa harus menunda vaksin tahap ke 2 lantaran menjalani isolasi.

"Mereka sudah vaksin tahap 1 dan kita tunda untuk vaksin tahap 2 hingga hasilnya negatif," kata Slamet.

Editor: Friska Kalia

  • COVID-19
  • Pekalongan
  • Guru Positif Covid
  • Belajar Daring
  • Belajar Tatap Muka

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!