BERITA

Debu Batu Bara Cemari Dusun di Nagan Raya, Puluhan Keluarga Terdampak Belum Direlokasi

Debu Batu Bara Cemari Dusun di Nagan Raya, Puluhan Keluarga Terdampak Belum Direlokasi

KBR, Aceh- Debu batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya dan sejumlah industri lain ditengarai mencemari Dusun Geulanggang Meurak, Desa Suak Puntong, Kab. Nagan Raya, Aceh Barat. Koordinator LSM Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh Barat, Edy Syahputra mengatakan, kondisi ini dilaporkan sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu. Namun, sampai sekarang 60 keluarga  yang terdampak belum kunjung direlokasi oleh pihak-pihak berwenang.

"Keberadaan warga dari 60 kepala keluarga di sekitar lokasi industri batu bara, khususnya sekitar PLTU Nagan Raya, Aceh, kini semakin tidak layak. Karena mengancam keselamatan dan kesehatan warga akibat terpapar sebaran debu itu," kata  Edy  kepada Antara, Selasa (18/6/2019).

Selain dari PLTU Nagan Raya, Edy menyebut sebaran debu itu juga berasal dari industri batu bara lain yakni PT Mifa Bersaudara, PT BEL, serta pembangunan PLTU 3 dan 4.

"Harusnya, jarak antara wilayah industri tambang dengan permukiman warga diperjelas, sehingga tidak berdampak negatif terhadap keselamatan masyarakat khususnya,” kata Edy.

Menurut Edy, Komnas HAM sudah pernah menyurati sejumlah perusahaan dan pihak terkait agar segera melakukan relokasi warga yang terdampak sebaran debu batu bara.

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK) Nagan Raya juga sudah merekomendasikan agar masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi industri batu bara itu segera dipindahkan. Tapi, hingga kini warga yang terdampak belum jelas akan direlokasi ke mana.

"Kita berharap, relokasi masyarakat di sekitar stok penampungan batu bara di Nagan Raya segera dilakukan. Minimal pembayaran ganti rugi ke masyarakat untuk dipindahkan ke lokasi baru harus segera dilakukan," tegas Edy.

Editor: Rony Sitanggang
  • aceh barat
  • PLTU Nagan Raya
  • PLTU
  • batu bara

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!