BERITA

Sapi Impor Datang, Peternak Sapi di Jombang Merugi

"Peternak menuding tingginya harga daging sapi selama ini akibat permainan pedagang besar."

Muji Lestari

Sapi Impor Datang, Peternak Sapi di Jombang Merugi
Kandang Penggemukan sapi milik Hadi Purnomo di Desa Denanyar, Jombang. Foto: KBR/Muji Lestari

KBR, Jombang- Keputusan pemerintah mendatangkan sapi impor dikeluhkan peternak sapi di daerah Jombang, Jawa Timur.  Begitu sapi impor datang, harga sapi hidup mendadak turun. Hal ini mengakibatkan kerugian pada peternak sapi.

Salah satu peternak, Hadi Purnomo, mengatakan dirinya dan peternak lainnya sudah terlanjur membeli sapi dengan harga tinggi untuk digemukkan sebagai persiapan dan stok kebutuhan ari raya Idul Ffitri dan Idul Kurban. Hadi mengaku harus menanggung kerugian yang tidak sedikit.

“Kemarin sempat Rp.45 ribu sampai Rp.45.500 per kilogram. Sekarang sudah Rp. 43 ribu perkilogram. Ya otomatis ada kerugian dua ribu per kilogram. Per sapinya katakanlah sapi rata-rata 5 kwintal berarti ada penyusutan sekitar Rp.1 jutaan.”Keluh Hadi Purnomo, Kamis (16/06/16).

Peternak menuding tingginya harga daging sapi selama ini akibat permainan pedagang besar. Sebab meski harga daging mencapai Rp.110 ribu per kilogram, harga sapi hidup di tingkat peternak tetap Rp.45 ribu. “Hal itu sama dengan ketika harga daging sapi masih Rp.95 ribu per kilogram.”Jelasnya.

Peternak berharap Pemerintah mampu menjaga harga sapi tetap stabil agar tidak ada peternak yang enggan beternak sapi dan gulung tikar.

Sebanyak 3.876 ekor sapi import dari Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (9/6/2016). Sapi-sapi tersebut merupakan bagian dari program impor daging sapi untuk menambah pasokan stok sapi hidup ?di seluruh pelosok daerah, dan diharapkan dapat menurunkan harga sapi hingga di bawah Rp 80 ribu/kilogram (kg).

Editor: Malika

  • sapi impor
  • harga sapi
  • jombang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!