BERITA

Pasca Deklarasi Republik Kopi, Bondowoso Diserbu Buyer

Pasca Deklarasi Republik Kopi, Bondowoso Diserbu Buyer

KBR, Bondowoso – Sejumlah buyer (pembeli) kopi dari pelbagai negara langsung menyerbu Bondowoso usai Bupati Amin Said Husni mendeklarasikan Republik Kopi. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso mengatakan, tingginya kualitas kopi yang dihasilkan petani di Bondowoso menjadi daya tarik utama pembeli asing.

“Terakhir dari Korea Selatan yang minta kiriman 20 ton setiap bulan. Itu belum pembeli dari dalam negeri yang juga banyak. Sementara stok dalam negeri juga harus kita cukupi. Jadi konsentrasi antara ekspor yang mengangkat nama daerah dan juga untuk kebutuhan dalam negeri,” kata Muhammad Erfan kepada KBR, Selasa (7/6/2016).

Menurut Erfan, ini merupakan dampak yang harus diterima Bondowoso karena berani mendeklarasikan diri sebagai Republik Kopi. Meski produksi kopi arabika saat ini hanya sekitar 2.000 ton pertahun, Erfan yakin jumlah produksi akan terus meningkat seiring peremajaan tanaman kopi yang dilakukan Pemkab.

“Fokus utama kita tetap kualitas cita rasa. Jadi kita tingkatkan produksinya perlahan tanpa mengenyampingkan kualitas kopi itu sendiri. Karena itu yang dicari oleh pasar,” ujarnya.

Saat ini, luas lahan kopi arabika di Bondowoso mencapai 7.000 hektar, sedangkan robusta 5.500 hektar. Kopi asal lereng Ijen Raung ini sudah diekspor ke pelbagai negara di Amerika dan Eropa.


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • kopi bondowoso
  • Ekspor Kopi Bondowoso
  • Repbulik Kopi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!