BERITA

Mudik Lebaran? Ini Jalur Alternatif Dari dan Ke Yogyakarta

Mudik Lebaran? Ini Jalur Alternatif Dari dan Ke Yogyakarta

KBR, Yogyakarta - Pemerintah Provinsi Yogyakarta menyiapkan enam jalur alternatif untuk menuju tempat-tempat wisata di sekitar Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta selama arus mudik lebaran.


Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY Sigit Haryanta mengatakan dari enam jalur alternatif yang disiapkan, satu diantaranya masih dalam tahap perbaikan sehingga hanya dapat dilalui secara bergantian.


Jalur alternatif yang sedang dalam perbaikan adalah yang menuju ke arah Candi Borobudur dan Magelang.


"Setelah lewat Sentolo akan ada petunjuk yang menuju Borobudur dan Magelang. Di situ ada Jembatan Kisik yang masih dalam tahap perbaikan sampai lebaran. Untuk menggantinya kami sudah menyiapkan jembatan darurat, namun hanya digunakan oleh kendaraan dengan berat medium ke bawah," kata Sigit.


Jalur alternatif lain yang disiapkan adalah dari wilayah DIY menuju Pacitan Jawa Timur melalui jalur Congot lewat Jalur Lintas Selatan.


Jika pemudik dari luar kota Yogyakarta hendak menuju Bantul ada alternatif lain yaitu melalui Toya.


Pemudik dari Klaten menuju Magelang dapat menggunakan jalur alternatif Plango atau Tempel. Sedangkan dari Magelang menuju Klaten bisa melalui jalur Pakem.


Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Haryanto mengklaim infrastruktur dan kondisi jalan untuk jalur mudik sudah siap 100 persen.


Pemerintah daerah juga akan menghentikan aktivitas pasar tumpah selama mudik dan balik lebaran.


"Pasar tumpah selalu terjadi baik di dalam kota dan jalur menuju ke Jawa Tengah, yaitu di daerah Gamping, Kranggan dan Kalasan," kata Sigit.


Editor: Agus Luqman 

  • mudik lebaran
  • Lebaran 2016
  • Yogyakarta
  • perhubungan
  • jalur alternatif
  • jalur mudik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!