BERITA

Impor Daging Sapi Ancam Peternak Lokal

"Harga bakalan sapi unggul jenis simental atau limosin umur 5 bulan berkisar Rp15 juta hingga Rp17 juta."

Muhamad Ridlo Susanto

Impor Daging Sapi Ancam Peternak Lokal
Peternakan sapi rakyat di Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Muhamad Ridlo/KBR)

KBR, Banyumas – Kebijakan impor daging sapi yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga dinilai mengancam keberlangsungan peternak sapi di Indonesia. Pengurus Asosiasi Peternak Sapi Banyumas, Gembong Nugroho mengatakan, harga bakalan sapi unggul jenis simental atau limosin umur 5 bulan berkisar Rp15 juta hingga Rp17 juta. 

Karena itu, kata dia, harga daging sapi lokal tidak mungkin dijual Rp80.000 per kilogram seperti target pemerintah. 

"Ini kalau pemerintah mengimpor daging sapi juga bukan merupakan solusi. Mestinya peternak dibina dari tingkat bawah, bagaimana carnya peternak sapi itu maju. Jangan harga dinaikkan, dibanting lagi, dinaikkan, diturunkan lagi. Kan lama-lama peternak itu malas. Sebenarnya banyak juga pengusaha yang ingin beternak sapi (tapi) tiba-tiba 10 ribu ton daging masuk. Memang ini jalan keluar yang bagus, nggak mungkin itu. Kalau 10 ribu ton daging impor habis, maka akan naik lagi," jelasnya.

Gembong menambahkan biaya pakan dan operasional sapi lokal masih tinggi. Dalam sehari, sapi berbobot 500 kilogram memerlukan biaya sebesar Rp45 ribu, yang terdiri dari biaya pakan dan tenaga kerja. 

Harga sapi hidup pejantan seharga Rp46 ribu per kilogram. Jika dikonversi menjadi daging, jelas Gembong, harga berkisar Rp100.000 per kilogram di  tingkat peternak dan Rp110 ribu di tingkat jagal atau Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Jika daging impor masuk, harga sapi hidup akan anjlok dan menyebabkan peternak merugi.

Pemerintah akhirnya memberikan izin impor sapi kepada perusahaan swasta sebanyak 23.200 ton. Ini dilakukan untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp80.000 sesuai target Presiden Joko Widodo. Padahal, tahun lalu, pemerintah memutuskan impor daging sapi harus lewat BUMN.

Editor: Sasmito

  • harga daging sapi
  • sapi impor
  • presiden joko widodo
  • peternakan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!