Bagikan:

Buka Tambak, Warga Nunukan Babat Hutan Mangrove

"itu kan dikuasai negara, artinya itu tidak boleh ada aktifitas sebetulnya. Jadi untuk legalitas di situ dilarang.“

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 29 Jun 2016 13:37 WIB

Buka Tambak, Warga Nunukan Babat Hutan Mangrove

Kawasan hutan mangrove di Kabupaten Nunukan terancam aktivitas tambak warga. (Foto: KBR/Adhima S.)

KBR, Nunukan– Keberadaaan hutan mangrove di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara terancam dengan aktivitas pembukaan tambak oleh warga.  Warga kembali membuka tambak yang berada di pesisir pantai  setelah 8 tahun terakhir menggeluti budidaya rumput laut. Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabuapten Nunukan Eva Rahmifa mengatakan, aktivitas bertambak warga pada area hutan mangrove masuk dalam kawasan terlarang.

“Kalau tambak itu rata rata di sempadan pantai. Sempadan pantai itu menurut Undang-Undang pasang tertinggi ditambah 100 meter ke depan, nah itu rata rata di situ. Nah itu kan dikuasai negara, artinya itu tidak boleh ada aktifitas sebetulnya. Jadi untuk legalitas di situ dilarang.“ Ujar Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabuapten Nunukan Eva Rahmifa,  Kamis (29/06/2016).

Eva menambahkan,  kembalinya warga Nunukan membuka tambak di kawasan terlarang dikarenakan  turunnya harga rumput selama setahun terakhir.  Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan mnyatakan telah menyampaikan hal tersebut kepada DKP Provinsi mengingat kewenangan penanganan tersebut berada di provinsi.

Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NUSANTARA

Bedah Prospek Emiten Energi dan EBT

Google Podcasts Ditutup Tahun Depan

Kabar Baru Jam 7

30 Provinsi Kekurangan Dokter Spesialis

Kabar Baru Jam 8

Most Popular / Trending