BERITA

BPOM Temukan Bahan Berbahaya di Santapan Berbuka di 8 Kabupaten/Kota di Sumbar

""Pariaman yang tidak ada ditemukan rhodamine tapi ditemukan boraks. Di Payakumbuh juga masih ada," "

Zulia Yandani

BPOM Temukan Bahan Berbahaya di Santapan Berbuka di 8 Kabupaten/Kota di Sumbar
Ilustrasi: BPOM memeriksa santapan berbuka di pasar Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat. (Foto: Antara).

KBR, Padang- Badan pengawasan obat dan makanan (BPOM) Padang masih menemukan zat berbahaya pada  makanan berbuka yang   dijual di pasar di 8 kabupaten kota di Sumatera Barat. Kepala Bidang sertifikasi dan layanan informasi BPOM Padang, Hilda Murni menuturkan bahan berbahaya yang ditemukan BPOM diantaranya rhodamine b dan bhoraks.

Rhodamine B atau pewarna tekstil ditemukan  pada cendol delima di pasar  “pabukoan” di 7 kabupaten kota di Sumatera Barat, kecuali di kota Pariaman. Namun, di Kota Pariaman , BPOM menemukan boraks yang ditemukan pada makanan rumput laut.

“Yang kami datangi Solok masih ada rhodamine, Pasaman Barat masih ada, Padang juga ditemukan, Pariaman yang tidak ada ditemukan rhodamine tapi ditemukan boraks. Di Payakumbuh juga masih ada, jadi pewarna itu mereka dapat bahan berbahaya dari Bukittinggi dan Padang, maka BPOM akan telusuri lagi," ujar Kepala Bidang sertifikasi dan layanan informasi BPOM Padang, Hilda Murni, Kamis (23/06).


BPOM Padang berencana akan menelusuri penjual bahan bahan berbahaya tersebut. Bahkan di Padang, ditemukan pembuat cendol delima yang mengandung rhodamine B dengan menggunakan pewarna yang dibeli dari Medan. Pembuat cendol delima yang positif mengandung rhodamine B ini, sudah menggunakan pewarna tekstil sejak 5 tahun yang lalu dengan harga pewarna 15 ribu rupiah.


Editor: Rony Sitanggang

  • makanan berbuka puasa
  • bahan makanan berbahaya
  • bpom padang
  • bhoraks

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!