KBR, Trenggalek - Pemerintah kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengklaim banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi selama sepekan terakhir tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisata dan target retribusi pendapatan daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Trenggalek, Catur Budi mengatakan, banjir rob terjadi pada saat kunjungan wisata sedang rendah (low season) karena bertepatan dengan awal puasa.
"Untuk kunjungan wisata tidak terlalu berpengaruh, karena kebetulan kunjungan wisata dari luar kota tidak ada," katanya.
Meski demikian, Catur Budi mengakatakan, banjir dan gelombang tinggi mengakibatkan sebagian besar usaha warung dan toko yang berjajar di pinggir pantai mengalami kerusakan akibat diterjang banjir dan tertimbun pasir. Akibatnya, warga tidak bisa menjalankan aktifitas seperti biasa.
Pada kondisi normal tingkat kunjungan wisata di Trenggalek rata-rata mencapai 2000 wisatawan per hari atau 700 ribu wisatawan per tahun, dengan pendapatan retribusi sebesar Rp5,9 Miliar per tahun.
Catur menambahkan, lembaganya tidak akan melakukan penutupan sementara terhadap sejumlah objek wisata pantai yang berada di Kecamatan Panggul, Munjungan dan Kecamatan Watulimo. Pihaknya mengklaim, kawasan di sekitar pantai masih aman untuk dikunjungi, namun wisatawan dilarang bermain ombak.
Editor: Sasmito